Myspace Backgrounds

Thursday, June 11, 2009

BELAJAR

BELAJAR

(Oleh Kamila Vyndarti )

Sesuatu yang Baik, BELUM TENTU Benar.
Sesuatu yang Benar, BELUM TENTU Baik.
Sesuatu yang Bagus, BELUM TENTU Berharga.
Sesuatu yang Berharga/Berguna, BELUM TENTU Bagus.

PIKIRAN dan MULUT Merupakan Suatu Kombinasi.
Semakin Banyak kita Berbicara Tentang DIRI SENDIRI,
Semakin Banyak pula Kemungkinan Kita untuk BERBOHONG.
Jika kita Tidak Bisa menjadi Orang Pandai, JADILAH ORANG YANG BAIK.

LIDAH kita yang Menentukan SIAPA KITA.
Jika Kejahatan di balas Kejahatan, maka itu adalah DENDAM.
Jika Kebaikan dibalas Kebaikan itu adalah PERKARA BIASA.
Jika Kebaikan dibalas Kejahatan, itu adalah ZALIM.
Tapi jika Kejahatan dibalas Kebaikan, itu adalah MULIA dan TERPUJI.

Sesungguhnya sebagian Perkataan Itu Ada yang Lebih Keras dari Batu,
Lebih TAJAM dari Tusukan JARUM,
Lebih PAHIT daripada JADAM dan Lebih PANAS daripada BARA.
Sesungguhnya HATI adalah LADANG, maka Tanamlah Ia dengan Perkataan
yang Baik, karena
jika Tidak Tumbuh Semuanya (Perkataan yang Tidak Baik) niscaya TUMBUH
sebagiannya.

Nasihat yang Baik Tidak Pernah Datang Terlambat.

IRI HATI yang Ditunjukan kepada Seseorang akan MELUKAI DIRI SENDIRI.
Kita Cuma Bisa HIDUP SEKALI SAJA DI DUNIA,
tetapi jika kita Hidup dengan Benar, Sekali Saja Sudah CUKUP.

Jika kita Tidak Memulai Hari Ini dengan Senyuman,
Belum Terlambat untuk Mencobanya Pada Hari Esok.

Seorang TEMAN SEJATI Akan Membuat kita Hangat dengan KEHADIRANNYA,
MEMPERCAYAI akan Rahasianya dan MENGINGAT kita dalam DOA-doanya.
Doa Memberikan KEKUATAN pada Orang yang LEMAH,
MEMBUAT Orang Tidak Percaya Menjadi Percaya dan
MEMBERIKAN Keberanian pada Orang yang KETAKUTAN.
Jika kita berbuat Baik, Kebaikan pula yang Akan Kita Terima Kelak.

PERSAHABATAN SEJATI Layaknya KESEHATAN,
Nilainya Baru kita SADARI Setelah kita KEHILANGANNYA.
Seorang Sahabat adalah yang Dapat MENDENGARKAN "Lagu" di dalam HATI kita
dan Akan MENYANYIKAN Kembali tatkala kita Lupa akan Bait-baitnya.
Bertemanlah dengan Orang yang Suka akan KEBENARAN.
Dialah HIASAN Dikala Kita Senang dan Perisai diwaktu kita Susah.

Namun kita Tidak Akan Pernah Memiliki seorang Teman,
jika kita Mengharapkan Seseorang tanpa Kesalahan.
Karena Semua Manusia itu Baik,
kalau kita Bisa MELIHAT KEBAIKANNYA dan MENYENANGKAN kalau
kita bisa Melihat KEUNIKANNYA,
tapi Semua Manusia itu Akan BURUK dan MEMBOSANKAN kalau
kita TIDAK BISA MELIHAT KEDUANYA.

Kenangan Indah Masa Lalu HANYA untuk DiKENANG, Bukan untuk diINGAT-ingat .
Rasa TAKUT Bukanlah Untuk diNIKMATI, tetapi Untuk diHADAPI.
Orang Bijaksana Selalu MELENGKAPI KEHIDUPANNYA Dengan Banyak PERSAHABATAN.

Hiduplah Sesuka Hati kita, Sesungguhnya kita Pasti Mati.

Cintai siapa saja yang kita senangi,
sesungguhnya kita pasti akan berpisah dengannya.

Lakukan apa saja yang kita kehendaki,
sesungguhnya kita akan memperoleh balasannya.

KEMARAHAN Hanyalah Satu Kata yang Dekat dengan BAHAYA.

Pikiran yang Besar Membicarakan Ide-ide ;
Pikiran yang Rata-rata Membicarakan Kejadian-kejadian ;
Dan Pikiran yang Kerdil Membicarakan Orang-orang.

Tak Seorang pun Sempurna tetapi Manusia adalah Mahluk yang Paling Sempurna.
Mereka yang Mau BELAJAR dari KESALAHAN adalah BIJAK.
Menyedihkan Melihat Orang Berkeras bahwa mereka benar meskipun Terbukti
Salah.

Bila kita Mengisi Hati kita dengan PENYESALAN untuk MASA LALU dan
Kekhawatiran untuk Masa Depan, kita Tak Memiliki hari ini untuk kita
Syukuri.

Sekali Tidak Berhasil Bukan Berarti Gagal Selamanya.
KEBAHAGIAAN TAKKAN PERNAH BISA DIBELI DENGAN UANG.

BELAJARLAH DARI KESALAHAN ORANG LAIN.
kita Tidak Dapat Hidup Cukup Lama untuk
Mendapatkan Semua Itu dari Dirimu Sendiri.

"Smart People Learn From Their Own Mistakes.
Smarter People Learn From The Mistakes of Others.
A Champion is Someone Who ALWAYS TRY to Get Up Even When He/She Can't."

UBAHLAH APA YANG MASIH BISA DIUBAH.
TERIMALAH APA YANG MEMANG SUDAH TIDAK BISA DIUBAH.
HINDARKAN DIRI DARI HAL-HAL YANG
BERPOTENSI MENDATANGKAN PERUBAHAN BURUK.

Tuesday, June 9, 2009

Titik Hitam Diatas Kertas Putih

Bertahun-tahun yang lalu hingga sekitar beberapa bulan yang lalu, terus terang saya menjadi seorang yang merasa kehidupan dunia ini datar-datar saja, tidak ada yang istimewa dan layak disyukuri.

Bagi saya saat tidurlah suatu kebahagiaan terindah. Entahlah, saya begitu menyesal atas apa yang saya miliki, istri, pekerjaan, kehidupan, kemampuan serta fisik yang saya
miliki sepertinya tidak sesuai harapan. Saya selalu merasa menjadi orang
yang KEKURANGAN di dunia ini.

Semakin kuat saya berusaha untuk merubah keadaan, yang saya terima adalah semakin banyak kekecewaan. Saya tidak tahu harus memulai dari mana, hingga suatu saat seorang sahabat memberikan suatu nasehat yang sungguh luar biasa dan memberikan suatu gambaran utuh tentang sebuah arti syukur dalam kehidupan.

Di suatu tempat aku dan sahabatku berbincang-bincang :

"Ya...aku mengerti apa yang kau alami, tidak hanya kamu akupun sendiri pernah mengalami dan mungkin banyak orang lainnya, sekarang aku akan ambil satu kertas putih kosong dan aku tunjukkan padamu, apa yang kamu lihat ?, ucap sahabatku.

"Aku tidak melihat apa-apa semuanya putih, jawabku lirih.

Sambil mengambil spidol hitam dan membuat satu titik ditengah kertasnya,
sahabatku berkata

"Nah..sekarang aku telah beri sebuah titik hitam diatas kertas itu, sekarang gambar apa yang kamu lihat?".

"Aku melihat satu titik hitam",jawabku cepat.

"Pastikan lagi !", timpal sahabatku.

"Titik hitam",jawabku dengan yakin.

"Sekarang aku tahu penyebab masalahmu. Kenapa engkau hanya melihat satu titik hitam saja dari kertas tadi? cobalah rubah sudut pandangmu, menurutku yang kulihat bukan titik hitam tapi tetap sebuah kertas putih meski ada satu noda didalamnya, aku melihat lebih banyak warna putih dari kertas tersebut sedangkan kenapa engkau hanya melihat hitamnya saja dan itu pun hanya setitik ?". Jawab Sahabatku dengan lantang,

"Sekarang mengertikah kamu ?, Dalam hidup, bahagia atau tidaknya hidupmu tergantung dari sudut pandangmu memandang hidup itu sendiri, jika engkau selalu melihat titik hitam tadi yang bisa diartikan kekecewaan, kekurangan dan keburukan dalam hidup maka hal-hal itulah yang akan selalu hinggap dan menemani dalam hidupmu".

"Cobalah fahami, bukankah disekelilingmu penuh dengan warna putih, yang artinya begitu banyak anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kamu, kamu masih bisa melihat, mendengar, membaca, berjalan, fisik yang utuh dan sehat, anak yang lucu-lucu dan begitu banyak kebaikan dari istrimu daripada kekurangannya, berapa banyak suami-suami yang kehilangan istrinya ?,

" Juga begitu banyak kebaikan dari pekerjaanmu dilain sisi banyak orang yang antri dan menderita karena mencari pekerjaan.

"Begitu banyak orang yang lebih miskin bahkan lebih kekurangan daripada kamu, kamu
masih memiliki rumah untuk berteduh, aset sebagai simpananmu di hari tua, tabungan , asuransi dan teman-teman yang baik yang selalu mendukungmu.
Kenapa engkau selalu melihat sebuah titik hitam saja dalam hidupmu ?" dan
juga........ ......... .

Itulah kamu, betapa mudahnya melihat keburukan orang lain, padahal begitu banyak hal baik yang telah diberikan orang lain kepada kamu.

Itulah kamu, betapa mudahnya melihat kesalahan dan kekurangan orang lain, sedangkan kamu lupa kelemahan dan kekurangan diri kamu..

Itulah kamu, betapa mudahnya kamu menyalahkan dan mengingkari- Nya atas kesusahan hidupmu, padahal begitu besar anugerah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya dalam hidupmu.

Itulah kamu betapa mudahnya menyesali hidup kamu padahal banyak kebahagiaan telah diciptakan untuk kamu dan menanti kamu

"Mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas ini? PADAHAL SEBAGIAN KERTAS INI BERWARNA PUTIH ?, sekarang mengetikah engkau?", ucap
sahabatku sambil pergi (entah kemana).

"Ya aku mengerti", ucapku lirih.

Kertas itu aku ambil, aku buatkan satu pigora indah dan aku gantung di dinding rumahku. Bukan untuk SESEMBAHAN bagiku tapi sebagai PENGINGAT dikala lupa,..lupa. ..bahwa begitu banyak warna putih di hidupku daripada sebuah titik hitam. Sejak itu aku mencintai HIDUP ini.

Bisa Hidup adalah suatu anugerah yang paling besar yang diberikan kepada kita oleh
Perekayasa Agung... Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Dan teman bijak punpun juga
pernah berpesan kepadaku :

Kadang-kadang Tuhan menaruh kita pada tempat yang sulit supaya kita tahu
dan menyadari bahwa tidak ada yang sulit bagi Tuhan

Temukan cara bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan menjadi
berkah bagimu ...
Rasa syukur dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif ...

AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YANG KUSUKAI oleh karena itu AKU SELALU
MENYUKAI APAPUN YANG AKU DAPATKAN.............

Saturday, June 6, 2009

CUT, CLARITY, COLOR, CARAT


Berlian !


Benar, tebakan Anda benar. Itu empat hal yang dipakai untuk menilai atau memberi harga pada sebuah berlian. Paling sering orang menilai berlian berdasar pada CARAT.

1 carat = 200 miligram. Berdasarkan informasi yang saya dapat bahwa urutan carat dari berlian yang paling besar adalah The Great Mogul dengan berat 793 carat atau sekitar 15,86 gram.

Kemudian Cullinan I atau biasa disebut The Star of Africa yang dipasang diatas tongkat kerajaan Inggris seberat 530,2 carat atau sekitar 10,60 gram. Posisi ke tiga ditempati oleh Koh-I-Noor yang sekarang menghias mahkota Ratu Elisabeth, berlian ini beratnya 108,93 carat atau sekitar 3,72 gram.

Berapa harga berlian? Katanya US$ 20 ribu per karat. Semahal itu? Itu berarti Cullinan I bernilai diatas US$ 10 juta? Hmmm....

Mengapa bisa demikian mahal. Katanya menurut orang Yunani, berlian yang dibuat dari intan merupakan batu pecahan bintang yang turun dari surga. Intan mempunyai usia 4 milyar tahun. Intan menjadi berharga mahal karena untuk mendapatkannya harus digali sekitar 250 ton batu, baru mendapatkan 1 butir intan. Seringkali pula harus menambang sampai cukup dalam, yaitu sekitar 200 km dibawah tanah dengan suhu ruangan yang sangat panas.

Kemudian urusan CUT. Intan yang berhasil didapat kemudian digosok bagian atas dan bawahnya, baru dipotong segi empat atau empat facet, lalu dipotong lagi menjadi 8 faset. Proses terus dilanjutkan sehingga semua berjumlah 58 faset sesuai standar internasional. Cullinan I atau Star of Africa memiliki 74 faset.

Maka nilai akan ditentukan dari CUT, CLARITY, COLOR dan CARAT. Begitu dengan berlian begitu pula dengan manusia.

CUT
adalah performansi Anda di bidang yang ditekuni.
Apapun bidang yang anda tekuni sekarang, lakukan dengan cara yang paling anda mampu sehingga performansi anda akan terus terlihat baik.
Karena ketika performansi anda tidak begitu baik karena memang sedemikian potensi maksimal Anda, maka akan ada yang memberi komentar. Itu berarti sekali lagi Anda akan cutted agar semakin 'tajam'. Semakin banyak facet Anda maka semakin tinggi pula nilai Anda, bukan?

CLARITY
, milikilah kejelasan dalam bersikap
.
Jangan bingung untuk menentukan sikap Anda. Ketika Anda merasa bahwa sikap yang selama ini Anda pertahankan adalah sikap yang salah, jangan ragu-ragu pula menghentikannya dan mengubahnya sekaligus.
Bagaimana Anda bisa berharap semesta, lingkungan sekitar, teman-teman Anda dapat mendukung Anda, bila Anda tidak memastikan sikap Anda, tidak menjelaskan kepada mereka apa goals Anda.

COLOR
, dalam hal ini mungkin manusia akan sedikit berbeda dengan berlian. Tetapi tetap dalam hal warna. Ketika berlian dinilai berharga tinggi adalah ketika berlian tersebut tidak berwarna.
Manusia justru akan dinilai lebih tinggi ketika punya warna dan bisa memberi warna ketika masuk ke tempat baru
.

Ketika Anda memberi warna untuk tempat baru atau memberi warna baru di tempat kerja lama, maka orang akan tahu dengan Anda. Anda jadi berbeda dengan orang kebanyakan ditempat kerja tersebut.

Sebagaimana sebuah berlian, carat yang berasal dari cut yang tepat. Memberikan 58 faset pada berlian yang menyebabkan CARAT.
Maka cara Anda meningkatkan kemampuan Anda akan berpengaruh pada 'bobot' individu Anda. pelatihan dan pendidikan ditambah pengalaman akan memperbaiki SKILL, KNOWLEDGE dan ATTITUDE Anda.

Jadi, kapan Anda menjadi lebih 'berlian'?

Regards,
DJODI ISMANTO , From nice city of Medan


Wednesday, June 3, 2009

Apa Yang Kita Sombongkan ?

Apa yang kita sombongkan??

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya,

"Apa yang sedang Anda lakukan?"

Sang Guru menjawab,

"Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih- benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence) . Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu
jelas.

Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub. Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang
kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong.

Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri.
Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi.

Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam.

Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri.
Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?

Source :

My Best Friend

Ratmilia Bani