Myspace Backgrounds

Saturday, March 29, 2008

Apa Itu Narkoba ?



Narkoba adalah semua zat yang dapat mempengaruhi cara bekerja, pikiran, perasaan dan kehendak manusia.

Bagaimana mengenali tanda-tanda penyalahgunaan narkoba

Pengguna narkoba akan menunjukkan beberapa gejala seperti berikut ini:

Mata memerah, hidung berlendir dan mata berair.
Perubahan suasana hati secara tiba-tiba.
Perilaku-perilaku yang tidak biasa dan suka menyendiri.
Berganti kelompok teman.
Pengurangan kegiatan di luar rumah.
Interaksi yang minimal dengan keluarga.
Tampak lesu.
Suka mencuri.
Kehilangan nafsu makan.
Mual-mual.
Gelisah.

Yang termasuk narkoba adalah:
Alkohol, Amfetamin, ekstasi dll.


Friday, March 28, 2008

Falsafah Lima Jari


1.. Ada si gendut jempol yang selalu berkata baik dan menyanjung.
2.. Ada telunjuk yang suka menunjuk dan memerintah.
3.. Ada si jangkung jari tengah yang sombong dan suka menghasut jari telunjuk.
4.. Ada jari manis yang selalu menjadi teladan, baik, dan sabar sehingga diberi hadiah cincin.

5.. Dan ada kelingking yang lemah dan penurut serta pemaaf ( ingatkah anda waktu kecil kalau kita berbaikan dengan musuh kita pasti saling sentuh jari kelingking?) .
Dengan perbedaan positif dan negatif yang dimiliki masing-masing jari, mereka bersatu untuk mencapai tujuan ( menulis, memegang, menolong anggota tubuh yg lain, melakukan pekerjaan, dll).

Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?
Falsafah ini sederhana namun sangat berarti.
Kita diciptakan dengan segala perbedaan yang kita miliki dengan tujuan untuk bersatu
, saling menyayangi
, saling menolong
, saling membantu
, saling mengisi

, bukan untuk saling menuduh
, menunjuk
, merusak
, dan bahkan membunuh.

Sudahkah kasih sayang Anda hari ini bertambah ?

Dying Inside


Puluhan tahun yang lalu, di sebuah desa ada seorang tua, pekerjaan beliau adalah tukang asah pisau keliling. Setiap hari orang tua tersebut berkeliling dari rumah ke rumah untuk menawarkan jasanya.

Beliau berkeliling sambil membunyikan lonceng kecil, untuk menarik perhatian orang.Pada awalnya, banyak sekali orang yang memanfaatkan jasa beliau.Setiap hari selalu ada saja orang yang mengasahkan pisau ataupun gunting mereka ke orang tua tersebut.

Dengan pekerjaan mengasah pisau, orang tua tersebut bisa menghidupi keluarganya.Tahun demi tahun berlalu, jaman semakin modern dan membuat segalanya menjadi praktis.

Demikian juga, pisau-pisau maupun gunting-gunting yang ada di pasaran semakin berkualitas dan murah.
Sehingga perlahan-lahan tidak ada lagi orang yang mengasahkan pisau atau guntingnya.Mereka lebih memilih untuk membeli yang baru daripada mengasahkannya.

Akibatnya, tidak ada lagi orang yang membutuhkan jasa orang tua sipengasah pisau tersebut. Tetapi setiap hari orang tua tersebut tetap berkeliling seperti biasa, dengan harapan masih ada orang yang mau memanfaatkan jasanya.

Awalnya, orang tua tersebut masih bersemangat. Tapi lama-kelamaan,semangatnya semakin kendur karena dia merasa tidak ada lagi orang yang membutuhkan dia.

Waktu berlalu, akhirnya tidak lama, orang tua tersebut meninggal. Ada yang mengatakan bahwa orang tua tersebut meninggal karena kanker.

Tapi sebenarnya apa yang menyebabkan orangtua tersebut meninggal?
Apa yang akan Anda rasakan bila tidak ada lagi orang yang membutuhkan Anda?
Anda akan merasa " dying inside ".

Menurut teori kebutuhan Abraham Maslow, kebutuhan manusia yang paling tinggi adalah aktualisasi diri.
Anda akan merasa sangat berarti bila Anda dibutuhkan oleh banyak orang.
Oleh karena itu, buatlah sesuatuyang dapat membuat diri Anda dibutuhkan, kembangkan potensi diri Anda !

Thursday, March 27, 2008

Jangan meninggi pada yang merendah, jangan merendah pada yang meninggi


Ini adalah petuah yang sering kali saya ingat dari " Orang Bijak " : “Jangan meninggi pada yang merendah, jangan merendah pada yang meninggi”.

Membiarkan orang yang meninggi akan membuat si tinggi tersebut semakin menjadi-jadi sehingga lama-kelamaan seperti menginjak-injak.

Dan merendah kadang / sering bukanlah solusi yang pas untuk menghadapi orang yang meninggi.

Jika mampu melawan pada orang yang meninggi, mungkin tidak ada salahnya untuk melawan.

Dan jika tidak, maka mungkin lebih baik untuk meninggalkan orang tersebut dan membiarkan Yang Tertinggi yang menegurnya.

Namun janganlah sekali-kali meninggi pada orang yang merendah. Hal itu hanyalah tinggal menunggu momen sampai kita terlihat menjadi orang yang amat sangat bodoh.


Wassalam,
Djodi Ismanto

Kebencian membuat kita tidak mampu berpikir jernih


Berulang kali saat saya menonton film God Father.
Dan saya selalu menyukai nasehat dari Don Carleone, “Jangan benci musuhmu, itu membuatmu tidak mampu berpikir jernih”.
Seorang leader memang dituntut untuk mempuyai pikiran jernih. Dan ini bukanlah sesuatu yang gampang terutama jika seseorang sedang menyerangmu. Entah itu lawan ataupun kawan.
Orang dengan hati & pikiran benci akan melihat orang lain dari arah kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah, semuanya sama…yaitu keburukan.

Orang seperti ini tidak akan mampu memilah mana baik dan mana buruk. Semua auditiva dan visualisasi yang ada pada inderanya sama, yaitu hitam.

Seandainya ada visualisasi putih, merah ataupun hijau…dalam waktu sekejap akan berganti menjadi hitam.

Inilah bahaya dari kebencian yang terpelihara dengan subur, membuat kita minim sudut pandang. Apalagi kebencian yang berlandaskan ego semata, kebencian yang tidak jelas juntrungannya. Bukan hanya minim sudut pandang jadinya. Namun yang seperti ini membuat kita menjadi buta.

Boro-boro memandang, melihat saja kita tidak bisa.Kita memang sering terjebak lalu terperosok pada kebencian karena memang kita memberikan tempat pada kebencian di hati dan pikiran kita.

Ruang untuk kebencian akan selalu terisi karena kebencian datang tanpa mengetuk pintu. Kapan saja kebencian dapat muncul dan tenggelam. Namun kebencian lebih mudah muncul dibanding tenggelam.

Tinggal bagaimana kita membangun sebuah firewall untuk membendung kebencian tersebut. Kalau tidak salah, firewall itu bernama maaf. Dan maaf kalau saya salah.

Wassalam,

PERUMPAMAAN TENTANG ORANG-ORANG RAKUS


Zaman dahulu ada seorang petani yang suka bekerja keras dan berbudi baik, yang mempunyai beberapa anak laki-laki yang malas dan rakus.

Ketika sekarat, Si Tua mengatakan kepada anak-anaknya bahwa mereka akan menemukan harta karun kalau mau menggali tempat tertentu di kebun. Segera setelah ayah itu meninggal, anak-anaknya bergegas kekebun, menggalinya dan satu sudut ke sudut lain, dengan putus asa dan kehendak yang semakin memuncak setiap kali mereka tidak menemukan emas di tempat yang disebut ayahnya tadi.

Namun mereka sama sekali tidak menemukan emas. Karena menyadari bahwa ayah mereka itu tentunya telah membagi-bagikan emasnya semasa hidupnya, lelaki-lelaki muda itupun menanggalkan usahanya.

Akhirnya, terpikir juga oleh mereka, karena tanah sudah terlanjur dikerjakan, tentunya lebih baik ditanami benih. Mereka pun menanam gandum, yang hasilnya melimpah-limpah. Mereka menjualnya, dan tahun itu mereka menjadi kaya.

Setelah musim panen, mereka-berpikir lagi tentang harta terpendam yang mungkin masih luput dari penggalian mereka; mereka pun menggali lagi ladang mereka, namun hasilnya sama saja.

Setelah bertahun-tahun lamanya, merekapun menjadi terbiasa bekerja keras, disamping juga mengenal musim, hal-hal yang tidak pernah mereka pahami sebelumnya.

Kini mereka memahami cara ayah mereka melatih mereka ; mereka pun menjadi petani-petani yang jujur dan senang.

Akhirnya mereka memiliki kekayaan yang cukup untuk membuat mereka sama sekali melupakan perkara harta terpendam tersebut.

Itulah juga ajaran tentang pengertian terhadap nasib manusia dan karma kehidupan. Pimpinan yang menghadapi ketidaksabaran,kekacauan, dan ketamakan bawahan , harus mengarahkan mereka ke suatu kegiatan yang diketahuinya akan bermanfaat dan menguntungkan mereka tetapi yang kepentingan dan tujuannya sering tidak terlihat oleh bawahan itu karena kebelumdewasaan mereka.

Catatan :
Kisah ini, yang menggaris bawahi pernyataan bahwa seseorang bisa mengembangkan kemampuan tertentu meskipun ia sebenarnya berusaha mengembangkan kemampuannya yang lain.

"Mereka yang mengulangnya akan mendapatkan lebih dari yang mereka ketahui."

SIFAT MURID


Diceritakan bahwa Kabayan, ketika ia masih muda, ingin mengikuti seorang guru. Iapun mencari seorang bijak,dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikutnya.

Sang Bijak berkata. "Kau belum lagi siap." Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata,"Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah ke Tanah Arab. Kau ikut."
Murid itu teramat gembira.

"Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru "Kau pilih jadi apa?"
"Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata Kabayan.
"Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi pengikut," kata Sang Guru.

Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat pada suatu malam di padang pasir, hujan pun turun. Sang guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya dari kebasahan.

"Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak,"kata Kabayan.
"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu,"kata Sang Bijak.

Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru.Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapak mengikut saya."
Sang gurupun setuju.

"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata pemuda itu.
"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya,"kata Sang Bijak.
"Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara saya mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.

"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu;"Sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid; pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh pemimpinnya."

Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan contoh-contoh.

Mereka berpisah di gerbang Kota Suci Mekkah. Waktu kemudian bertemu dengan orang bijaksana itu, Si pemuda tidak berani menatap matanya.

"Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak, "Adalah sesuatu yang berkaitan dengan sedikit menjadi murid."

Catatan :
"Biarkan saja apa yang dilakukan untukmu dikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri apa yang haruskau kerjakan bagi dirimu sendiri." Kisah ini menggaris-bawahi dengan cara dramatik, perbedaan antara apa yang dipikirkan calon pengikut tentang bagaimana seharusnya hubunganya dengan gurunya, dan bagaimana hubungan tersebut dalam kenyataannya.

Wednesday, March 26, 2008

Kisah Api


Pada zaman dahulu ada seorang yang merenungkan cara bekerjanya Alam, dan karena ketekunan dan percobaan-percobaannya, akhirnya ia menemukan bagaimana api diciptakan.

Orang itu bernama Nur. Ia memutuskan untuk berkelana dari satu negeri ke lain negeri, menunjukkan kepada rakyat banyak tentang penemuannya. Nur menyampaikan rahasianya itu kepada berbagai-bagai kelompok masyarakat.

Beberapa di antaranya ada yang memanfaatkan pengetahuan itu. Yang lain mengusirnya, mengira bahwa ia mungkin berbahaya, sebelum mereka mempunyai waktu cukup untuk mengetahui betapa berharganya penemuan itu bagi mereka.

Akhirnya, sekelompok orang yang menyaksikannya memamerkan cara pembuatan api menjadi begitu ketakutan sehingga mereka menangkapnya dan kemudian membunuhnya, yakin bahwa ia setan.

Abad demi abad berlalu.

Bangsa pertama yang belajar tentang api telah menyimpan rahasia itu untuk para pendeta, yang tetap berada dalam kekayaan dan kekuasaan, sementara rakyat kedinginan.

Bangsa kedua melupakan cara itu, dan malah memuja alat-alat untuk membuatnya.

Bangsa yang ketiga memuja patung yan gmenyerupai Nur, sebab ialah yang telah mengajarkan hal itu.

Bangsa yang keempat tetap menyimpan kisah api dalam kumpulan dongengnya: ada yang percaya, ada yang tidak.

Bangsa yang kelima benar-benar mempergunakan api, dan itu bisa menghangatkan mereka, menanak makanan mereka, dan mempergunakannya untuk membuat alat-alat yang berguna bagi mereka.

Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya, seorang bijaksana dan beberapa pengikutnya mengadakan perjalanan melalui negeri-negeri bangsa-bangsa tadi. Para pengikut itu tercengang melihat bermacam-macamnya upacara yang dilakukan bangsa-bangsa itu ; dan mereka pun berkata kepada gurunya,"Tetapi semua kegiatan itu nyatanya berkaitan dengan pembuatan api, bukan yang lain. Kita harus mengubah mereka itu!"

Sang Guru menjawab, "Baiklah. Kita akan memulai lagi perjalanan ini. Pada akhir perjalanan nanti, mereka yang masih bertahan akan mengetahui masalah kebenarannya dan bagaimana mendekatinya."

Ketika mereka sampai pada bangsa yang pertama rombongan itu diterima dengan suka hati. Para pendeta mengundang mereka menghadiri upacara keagamaan, yakni pembuatan api. Ketika upacara selesai, dan bangsa itu sedang mengagumi apa yang mereka saksikan, guru itu berkata, "Apa ada yang ingin mengatakan sesuatu?"

Pengikut pertama berkata, "Demi Kebenaran, saya merasa harus menyampaikan sesuatu kepada rakyat ini."

"Kalau kau mau melakukannya atas tanggungan sendiri ,silahkan saja," kata gurunya.

Dan pengikut pertama itupun melangkah ke muka kehadapan pemimpin bangsa dan para pendeta itu, lalu katanya, "Aku bisa membuat keajaiban yang kalian katakan sebagai perwujudan kekuatan dewa itu. Kalau aku kerjakan hal itu , maukah kalian menerima kenyataan bahwa bertahun-tahun lamanya kalian telah tersesat?"

Tetapi para pendeta itu berteriak, "Tangkap dia!" dan orang itu pun dibawa pergi, tak pernah muncul kembali.

Para musafir itu melanjutkan perjalanan, dan sampai dinegeri bangsa yang kedua dan memuja alat-alat pembuatan api.Ada lagi seorang pengikut yang memberanikan diri mencoba menyehatkan akal bangsa itu.

Dengan izin gurunya ia berkata, "Saya mohon izin untuk berbicara kepada kalian semua sebagai bangsa yang berakal.Kalian memuja alat-alat untuk membuat sesuatu, dan bukan hasil pembuatan itu. Dengan demikian kalian menunda kegunaannya. Saya tahu kenyataan yang mendasari upacara ini."

Bangsa itu terdiri dari orang-orang yang lebih berakal.

Tetapi mereka berkata kepada pengikut kedua itu, "Saudara diterima baik sebagai musafir dan orang asing di antara kami. Tetapi, sebagai orang asing, yang tak mengenal sejarah dan adat kami, Saudara tak memahami apa yang kami kerjakan.Saudara berbuat kesalahan. Barangkali Saudara malah berusaha membuang atau mengganti agama kami. Karena itu kami tidak mau mendengarkan Saudara."

Para musafir itu pun melanjutkan perjalanan.

Ketika mereka sarnpai ke negeri bangsa ke tiga, mereka menyaksikan di depan setiap rumah terpancang patung Nur,orang pertama yang membuat api.

Pengikut ketiga berkata kepada pemimpin besar itu. "Patung itu melambangkan orang, yang melambangkan kemampuan, yang bisa dipergunakan."

"Mungkin begitu," jawab para pemuja Nur, "tetapi yang bisa menembus rahasia sejati hanya beberapa orang saja."

"Hanya bagi beberapa orang yang mau mengerti, bukan bagi mereka yang menolak menghadapi kenyataan," kata pengikutketiga itu.

"Itu bid'ah kepangkatan, dan berasal dari orang yang bahkan tak bisa mempergunakan bahasa kami secara benar, dan bukan pendeta yang ditahbiskan menurut adat kami," kata pendeta-pendeta itu. Dan pengikut itupun bisa melanjutkan usahanya.

Musafir itu melanjutkan perjalanannya, dan sampai di negeri bangsa keempat. Kini pengikut keempat maju ke depan kerumunan orang.

"Kisah pembuatan api itu benar, dan saya tahu bagaimana melaksanakannya," katanya.

Kekacauan timbul dalam bangsa itu, yang terpecah menjadi beberapa kelompok.

Beberapa orang berkata, "Itu mungkinbenar, dan kalau memang demikian, kita ingin mengetahui bagaimana cara membuat api."

Ketika orang-orang ini diuji oleh Sang Guru dan pengikutnya, ternyata sebagian besar ingin bisa membuat api untuk kepentingan sendiri saja, dan tidak menyadari bahwa bisa bermanfaat bagi kemajuan kemanusiaan. Begitu dalamnya dongeng-dongeng keliru itu merasuk ke dalam pikiran orang-orang itu sehingga mereka yang mengira dirinya mewakili kebenaran sering merupakan orang-orang yang goyah, yang tidak akan juga membuat api bahkan setelah diberi tahu caranya.

Ada kelompok lain yang berkata, " Jelas dongeng itu tidak benar. Orang itu hanya berusaha membodohi kita, agar ia mendapat kedudukan di sini."

Dan kelompok lain lagi berkata, "Kita lebih suka dongeng itu tetap saja begitu, sebab ialah menjadi dasar keutuhan bangsa kita. Kalau kita tinggalkan dongeng itu, dan kemudian ternyata penafsiran baru itu tak ada gunanya, apa jadinya dengan bangsa kita ini?" Dan masih banyak lagi pendapat di kalangan mereka.

Rombongan itu pun bergerak lagi, sampai ke negeri bangsa yang kelima; di sana pembuatan api dilakukan sehari-hari,dan orang-orang juga sibuk melakukan hal-hal lain.

Sang Guru berkata kepada pengikut-pengikutnya,

"Kalian harus belajar cara mengajar, sebab manusia tidak ingin diajar.
Dan sebelumnya, kalian harus mengajar mereka bahwa masih ada saja hal yang harus dipelajari. Mereka membayangkan bahwa mereka siap belajar.

Tetapi mereka ingin mempelajari apa yang mereka bayangkan harus dipelajari, bukan apa yang pertama-tama harus mereka pelajari. Kalau kalian telah mempelajari ini semua, kalian baru bisa mengatur cara mengajar.

Pengetahuan tanpa kemampuan istimewa untuk mengajarkannya tidak sama dengan pengetahuan dan kemampuan."


Gaji Orang Indonesia


GAJI ORANG INDONESIA

Tidak biasanya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ir. Tifatul Sembiring tidak mengucapkan pantun saat memberikan kata sambutan pada seminar politik yang dihadiri oleh Prof James Fox dari Australian National University dan Jakob Oetama, tokoh pers,di Jakarta, Senin.
Tifatul justru menyampaikan sebuah lelucon yang menggambarkan potret masyarakat Indonesia , yang sampai kini masih menjadi permasalahan bangsa.
Lelucon itu menceritakan dua orang yang sedang berdialog.
Satu orang Eropa dan satunya, sudah tentu orang Indonesia .
Orang Indonesia bertanya pada orang Eropa, "Berapa gajimu dan untuk apa saja uang sejumlah itu?"
Orang Eropa menjawab, "Gaji saya 3.000 Euro, 1.000 euro untuk tempat tinggal, 1.000 Euro untuk makan, 500 Euro untuk hiburan."
"Lalu sisa 500 Euro untuk apa?", tanya orang Indonesia .
Orang Eropa menjawab secara ketus, "Oh.. itu urusan saya, Anda tidak berhak bertanya!"
Kemudian orang Eropa berbalik bertanya. "Kalau anda bagaimana?"
"Gaji saya Rp 950 ribu, Rp 450 ribu untuk tempat tinggal, Rp 350 ribu untuk makan, Rp 250 ribu untuk transport, Rp 200 ribu untuk sekolah anak, Rp 200 ribu untuk bayar cicilan pinjaman, Rp100 ribu untuk...".
Penjelasan orang Indonesia terhenti karena orang Eropa menyetop penjelasan itu dan langsung bertanya.
"Uang itu jumlahnya sudah melampui gaji anda. Sisanya dari mana?", kata orang Eropa itu keheranan.
Kemudian, orang Indonesia itu menjawab dengan enteng, "Begini Mister, tentang uang yang kurang, itu urusan saya, anda tidak berhak bertanya-tanya,".
Spontan hadirin tertawa, termasuk Prof James Fox yang tertawa hingga terpingkal-pingkal.

Tuesday, March 25, 2008

Kekuatan Api Cinta


Alkisah suatu ketika, Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api sedang mengadakan perjalanan bersama-sama.


Di suatu tempat, perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalanan. Mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut dengan kekuatan yang mereka miliki masing-masing.

“Itu bisa aku singkirkan,” kata Kapak.
Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat dan keras juga itu.
Tapi tiap bacokan hanya membuat kapak itu lebih tumpul sendiri sampai ia berhenti.

“Sini, biar aku yang urus,” kata Gergaji.
Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan, iapun mulai menggergaji. Tapi kaget dan kecewa ia, semua giginya jadi tumpul dan rontok.

“Apa kubilang,” kata Palu, “Kan aku sudah omong, kalian tak bisa.
Sini, sini aku tunjukkan caranya.”
Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah.

“Boleh aku coba?” tanya Nyala Api. Dan iapun melingkarkan diri, dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itupun meleleh cair.

Renungan:
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan kemarahan demi harga tinggi.

Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat.
Betapa arif bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api mencairkan hati yang dingin.

Ah, tak ada yang tahan menampik nyala cinta kasih.

Monday, March 24, 2008

NAMA BAIK


Alkisah pada suatu ketika, Angin, Air dan Nama Baik sedang mengadakan perjalanan bersama-sama.

Angin, biasa datang terburu-buru seperti orang yang sedang marah.
Bisa melompat di sini dan menendang debu di sana.

Air berjalan dalam bentuk seorang putri. Ia selalu membawa kendi ditangannya, meneteskan beberapa air di atas tanah sekitarya.

Nama Baik berwujud dalam seorang pemuda yang tampan dengan sikap-sikap yang baik, namun sedikit pemalu.

Mereka saling menyukai, meskipun mereka sangat berbeda satu sama lain.
Ketika mereka harus berpisah, mereka bertanya, “Kapan kita bisa bertemu untuk mengadakan perjalanan yang lain lagi?”

Angin menjawab, “Engkau akan selalu menemukan aku di puncak gunung-gunung atau melompat-lompat di sekitar kakimu. Meniup debu ke mana kamu pergi.”

Air berkata, “Aku juga akan selalu ada disekitarmu. Kamu bisa pergi ke laut atau sungai, bahkan ke dapur, untuk menemuiku.”

Nama Baik tidak mengatakan apa-apa.
Angin dan Air bertanya, “Nama Baik, kapan dan dimana kita akan bertemu lagi?”
Nama Baik menjawab, “Kamu tidak akan bertemu aku lagi di manapun.

Siapapun yang telah kehilangan aku sekali saja, takkan pernah bisa mendapatkan aku lagi.”

Renungan :
Kaca, Porselen dan Nama baik, adalah sesuatu yang gampang sekali pecah, dan tak akan dapat direkatkan kembali tanpa meninggalkan bekas yang nampak. (Benjamin Franklin)

Kisah Tukang Ledeng


Suatu hari bos Mercedez Benz mempunyai masalah dengan kran air dirumahnya.Kran itu selalu bocor hingga dia kawatir anaknya terpeleset jatuh . Atas rekomendasi seorang temannya , Mr. Benz menelpon seorang tukang ledeng untuk memperbaiki kran miliknya .

Perjanjian perbaikan ditentukan 2 hari kemudian karena si tukang ledeng rupanya cukup sibuk . Si tukang ledeng sama sekali tidak tahu bahwa si penelpon adalah bos pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman .

Satu hari setelah ditelpon Mr.Benz , pak tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menyampaikan terima kasih karena sudah bersedia menunggu satu hari lagi .
Bos Mercy-pun kagum atas pelayanan dan cara berbicara pak tukang ledeng .

Pada hari yang telah disepakati , si tukang ledeng datang ke rumah Mr.Benz untuk memperbaiki kran yang bocor . Setelah kutak sana kutak sini , kranpun selesai diperbaiki dan pak tukang ledeng pulang setelah menerima pembayaran atas jasanya .Sekitar 2 minggu setelah hari itu , si tukang ledeng menghubungi Mr.Benz untuk menanyakan apakah kran yang diperbaiki sudah benar-benar beres atau masih timbul masalah ?

Mr.Benz berpikir pasti orang ini orang hebat walaupun cuma tukang ledeng . Mr. Benz menjawab di telepon bahwa kran dirumahnya sudah benar-benar beres dan mengucapkan terima kasih atas pelayanan pak tukang ledeng .

Tahukah anda bahwa beberapa bulan kemudian Mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya ?

Ya , namanya Christopher L.Jr . Saat ini beliau adalah General manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz !

Renungan :
Jangan lupa dan aplikasikan dalam tingkah laku sehari hari :

1. Masukkan hanya informasi dan nasehat bergizi untuk otak kita . Jangan pernah memberinya sampah .

2. Jangan sampai rasa takut mengalahkan kita . Hadapi dia face to face !

3. Tersenyumlah dengan tulus hingga gigi kita terlihat dan Jadilah orang yang menyenangkan .

4. Selalu tambahkan keju dan pelayanan terbaik walaupun itu tidak diminta.


Djodi Ismanto
eks Customer Care Div. Auto 2000 Jakarta

Roda Kehidupan



“Kabayan, saya pernah mendengar kisah seorang arif yang pergi jauh dengan berjalan kaki.
Cuma yang aneh, setiap ada jalan menurun, sang arif konon agak murung. Tetapi kalau jalan sedang mendaki ia tersenyum.
Hikmah apakah yang bisa saya petik dari kisah ini?” tanya sang teman
“Itu perlambang manusia yang telah matang dalam meresapi asam garam kehidupan.
Itu perlu kita jadikan cermin.
Ketika bernasih baik, sesekali perlu kita sadari bahwa satu ketika kita akan mengalami nasib buruk yang tidak kita harapkan." Demikian si Kabayan menjelaskan.
Dengan demikian kita tidak terlalu bergembira sampai lupa bersyukur kepada Sang Maha Pencipta.
Ketika nasib sedang buruk, kita memandang masa depan dengan tersenyum optimis.
Optimis saja tidak cukup, kita harus mengimbangi optimisme itu dengan kerja keras.” Lanjut si Kabayan.

“Apa alasan saya untuk optimis, sedang saya sadar nasib saya sedang jatuh dan berada dibawah.” tanya sang teman.
“Alasannya ialah iman, karena kita yakin akan pertolongan Sang Maha Pencipta.”
“Hikmah selanjutnya?” si teman kembali bertanya.
“Orang yang terkenal satu ketika harus siap untuk dilupakan, orang yang diatas harus siap mental untuk turun kebawah. Orang kaya satu ketika harus siap untuk miskin.”

Olyimpiade Yang Istimewa



Beberapa tahun lalu, diadakan olimpiade khusus orang-orang cacat di Seattle. Saat itu dilakukan pertandingan lari jarak 100 meter. Sembilan pelari telah bersiap-siap di tempat start masing-masing.

Ketika pistol tanda pertandingan dinyalakkan, mereka semua berlari, meski tidak tepat berada di garis lintasannya, namun semuanya berlari dengan wajah gembira menuju garis finish dan berusaha untuk memenangkan pertandingan.

Kecuali, seorang pelari, anak lelaki, tiba-tiba tersandung dan terjatuh berguling beberapa kali. Ia lalu menangis.
Delapan pelari mendengar tangisan anak lelaki yang terjatuh itu. Mereka lalu memperlambat lari mereka dan menoleh ke belakang. Mereka semua berbalik dan berlarian menuju anak lelaki yang terjatuh di tanah itu.
Semuanya, tanpa terkecuali.

Seorang gadis yang menyandang cacat keterbelakangan mental menunduk, memberikan sebuah ciuman padanya dan berkata, “Semoga membuatmu merasa lebih baik.”

Kemudian kesembilan pelari itu saling bergandengan tangan, berjalan bersama menyelesaikan pertandingan menuju garis finish.

Seluruh penonton yang ada di stadion itu berdiri, memberikan salut selama beberapa lama. Mereka yang berada di sana saat itu masih saja tak bosan bosannya meneruskan kejadian ini.

Tahukah anda mengapa? Karena di dalam diri kita yang terdalam kita tahu bahwa:

Dalam hidup ini tak ada yan jauh lebih berharga daripada kemenangan bagi kita semua. Yang terpenting dalam hidup ini adalah saling tolong menolong meraih kemenangan, meski kita harus mengalah dan mengubah diri kita sendiri.

Saturday, March 22, 2008

Saat KIRI Iri Dengan KANAN



Kenapa sih, semua selalu memilihmu?” tanya Kiri kepada Kanan.
”Kenapa semua selalu menganggapmu baik, sedangkan aku buruk”

“Kenapa aku selalu menjadi simbol keburukan”
“Aku tak bisa memikirkan alasan kenapa semua itu bisa terjadi?” tanya Kiri bertubi-tubi kepada Kanan.


”Tak hanya kau yang bingung,” kata Kanan,
”Aku sendiri tak tahu kenapa aku selalu dianggap baik.
Tapi, aku takkan bisa sendiri, aku membutuhkanmu”
”Pelukanku takkan sehangat seperti saat kau membantuku memeluk”

”Jabatanku takkan seerat seperti saat kau turut menjabat”
”Saat berdoa pun aku selalu berdampingan denganmu, bersama memohon segala rahmat dan hidayah dariNya”
”Dan satu hal yang pasti, aku ada karena kau ada " Demikian si Kanan menjelaskan.

Keindahan selalu muncul saat kita semua berpikir positif

Sebutir Pasir


Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam.
Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasi yang luas dan gersang sekali pun!
Lantas apa? “Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki,” kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, “Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka.

Ia bisa masuk ke kulit kaki atau menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk.
Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu.”

Harimau, buaya, dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedang menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai.

Tetapi, jika menghadapi sebutir pasir yang akan masuk ke jari kak seorang penjelajah tak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang malakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil.

Karena itu, banyak orang yang kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah jadi dosa besar yang sangat membahayakan dirinya dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad saw mewanti-wanti agar ummatnya tida mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupa kan amal baik kendati kecil juga.

Dalam kisah sufi, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan yang cenderung dinilai sangat kecil itu ternyata di mata Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya.

ukankah semua roh yang ada di seluruh jagad ini, termasuk roh anjin tersebut, hakikatnya berasal dari Tuhan Yang Maha Pencipta juga?

Itulah nilai setetes air penyejuk yang diberikan sang pelacur pada anjing yang kehausan.

Wednesday, March 19, 2008

JARINGAN LABA-LABA DI KERAH BAJU


Dulu ada seorang hakim arif , yang terkenal karena kebijaksanaannya.
Pada suatu hari seorang pemilik toko datang melapor, bahwa ada barang dicuri dari tokonya, tetapi ia tidak dapat menangkap pencurinya.

Hakim memerintahkan agar pintu toko dilepas dari engselnya, dibawa ke tengah pasar dan dicambuki lima puluh kali, karena tidak melakukan kewajibannya menahan pencuri masuk toko.

Banyak orang berkumpul melihat hukuman aneh yang sedang berjalan. Ketika cambukan sudah dijalankan, hakim membungkuk dan bertanya kepada pintu, siapa pencurinya. Lalu ia menempelkan telinganya ke pintu, untuk mendengar lebih baik apa yang dikatakan pintu.

Ketika ia berdiri ia mengumumkan.

"Pintu menyatakan bahwa pencurian itu dilakukan oleh seseorang , yang membawa sarang laba-laba di kerah bajunya."

Segera tangan orang tertentu di tengah massa itu meraba kerah bajunya.
Rumahnya diperiksa dan barang-barang curian tersebut ditemukan.

Yang diperlukan hanya kata yang menyanjung atau celaan untuk membuka kedok " si aku."

UJIAN BAGI CALON AHLI BEDAH


Seorang ahli bedah yang terkenal menyatakan kepada para mahasiswa, bahwa ahli bedah membutuhkan dua hal:

1. Bebas rasa muak dan
2. Kemampuan mengamati.

Lalu ia mencelupkan jari dalam cairan berasal dari mayat yang memuakkan dan menjilatnya.

Kemudian ia mempersilakan setiap mahasiswa untuk berbuat yang sama.
Semua mereka memaksakan diri dan berhasil melakukan hal sama tanpa berkedip.

Lalu dengan senyum ahli bedah berkata:
"Saudara-saudara kuucapkan selamat, karena lulus ujian pertama.

Tetapi sayang, belum yang kedua, sebab tidak satu pun dari kalian punya kemampuan mengamati , bahwa jari yang kujilat tadi bukan jari yang kumasukkan dalam cairan."

PIKIRAN AKAN TUHAN DAN WANITA CANTIK


Seorang Ustadz setempat kerap dilihat bicara dengan wanita cantik yang terkenal sebagai perempuan jalang - dan di muka umum lagi, hal ini menjadi batu sandungan bagi umatnya.

Ia dipanggil oleh para ulama dan mendapat marah besar.
Ketika para ulama sudah selesai memarahi , sang Ustadz berkata:

"Bapak - bapak Ulama , Aku selalu berpikir, bahwa lebih baik berbicara kepada wanita cantik dengan gagasan tertuju kepada Tuhan daripada berdoa kepada Tuhan, dengan pikiran tertuju kepada wanita cantik."

Kalau sufi masuk kedai minuman , Kedai itu menjadi tempat berzikirnya.
Kalau pemabuk masuk tempat ibadah , Tempat Ibadah menjadi kedai minumannya.

Menjemur Baju


Kabayan sedang mengembara cukup jauh ketika ia sampai di sebuah kampung yang sangat kekurangan air.

Saat menyambut Kabayan, beberapa penduduk mengeluh,
“Sudah enam bulan tidak turun hujan di tempat ini, ya Kabayan.
Tanaman-tanaman mati.
Air persediaan kami tinggan beberapa kantong lagi.
Tolonglah kami.
Berdoalah meminta hujan.”

Kabayan mau menolong mereka.
Tetapi ia minta dulu seember air.
Maka datanglah setiap kepala keluarga membawa air terakhir yang mereka miliki.
Total terkumpul hanya setengah ember air.

Kabayan melepas pakaiannya yang kotor, dan dengan air itu, Kabayan mulai mencucinya. Penduduk kampung terkejut,
“Kabayan ! Itu air terakhir kami, untuk minum anak-anak kami!”
Di tengah kegaduhan, dengan tenang Kabayan mengangkat bajunya, dan menjemurnya.

Pada saat itu, terdengar guntur dahsyat, yang disusul hujan lebat.
Penduduk lupa akan marahnya, dan mereka berteriak gembira.
“Bajuku hanya satu ini,” kata Kabayan di tengah hujan dan teriakan penduduk,
“Bila aku menjemurnya, pasti hujan turun deras!”

Tuesday, March 18, 2008

Nanoko dan Pencuri


Nonoko adalah seorang Guru Zen tua yang hidup sendiri di salah satu pondok di kaki sebuah gunung.

Pada suatu malam ketika ia sedang bermeditasi, masuklah seorang asing ke dalam pondoknya sambil mengacungkan pedang ke arahnya, meminta uangnya.
Nonoko tidak menghentikan meditasinya sementara ia berkata kepada orang itu: "Semua uang saya ada di dalam mangkuk pada rak di atas sana. Ambillah semua yang
kauinginkan, tetapi sisakan lima yen untuk saya. Minggu depan saya harus membayar pajak."

Orang asing itu mengambil semua uang yang ada di dalamnya dan mengembalikan lagi lima yen ke dalamnya. Ia juga mengambil jambangan yang sangat berharga yang terletak di
rak.

"Bawalah jambangan itu dengan hati-hati," kata Nonoko.
"Jambangan itu mudah pecah."

Orang asing itu sekali lagi melihat sekeliling ruangan kecil yang kosong dan akan segera pergi.

"Engkau belum mengucapkan terima kasih," kata Nonoko.
Orang itu mengucapkan terima kasih dan pergi.

Hari berikutnya seluruh desa ribut. Banyak orang mengatakan bahwa mereka dirampok. Seseorang melihat jambangan tidak ada lagi pada rak di dalam pondok Nonoko dan bertanya apakah ia pun menjadi kurban perampokan.

"Tidak," kata Nonoko. " Saya memberikan jambangan itu kepada seorang asing, dengan sejumiah uang.

Ia mengucapkan terima kasih kepada saya dan cepat pergi. Ia seorang yang menyenangkan, hanya sedikit sembrono dengan pedangnya!"

DINAIKKAN ATAU DITURUNKAN


Dua truk diparkir bertolak belakang dan seorang pengemudi truk sedang berjuang untuk mengangkat sebuah peti besar dari truk yang satu ke truk yang lain.

Kabayan yang sedang kebetulan lewat ketika melihat keadaan seperti itu menyediakan diri untuk menolong.

Maka kedua orang itu bekerja dan berusaha sekuat tenaga selama lebih dari setengah jam, tanpa hasil.

"Saya khawatir, pekerjaan kita tidak akan berhasil," kata Kabayan yang coba membantu.
"Kita tidak akan pernah dapat MENURUNKAN barang itu dari truk." Kata si Kabayan

"Menurunkan!" seru pengemudi itu. "Masyaalah, saya tidak mau menurunkan, saya mau MENAIKKAN !"

Kabayan : " !@%%^&?>+(*&. . . . . . "

Monday, March 17, 2008

SIAPA YANG MEMBUAT SANDWICH ?


Ketika itu adalah saat makan siang di pabrik. Seorang pekerja membuka bungkusan makan siangnya dengan sedih.

"Ah,roti keju lagi!" gerutunya dengan suara keras.
Ini terjadi pada hari berikutnya, berikutnya dan berikutnya lagi.

Seorang pekerja lain yang selalu mendengar gerutu kawannya itu berkata, "Kalau engkau tidak suka roti keju , mengapa engkau tidak minta kepada istrimu untuk menyiapkan makanan yang lain?"

"Itulah yang menjadi masalah , karena saya tidak berkeluarga. Saya menyiapkannya sendiri."

Orang yang belum mengalami penerangan batin tidak mampu melihat bahwa dirinya sendirilah yang merupakan sebab kesedihannya.

Kaki Keluar Dari Lingkaran


Sepasang pengantin yang sedang berbulan madu sedang menuju ke tempat tidur di hotel mereka ketika seorang perampok bertopeng masuk ke kamar mereka.
Perampok itu membuat sebuah lingkaran di lantai dengan sebuah kapur, memberi isyarat kepada sang suami dan berkata,

"Berdiri di lingkaran ini.Kalau engkau keluar dari lingkaran ini, saya akan menembak kepalamu."

Sementara sang suami berdiri di tempatnya, perampok itu mengambil semua barang yang dapat ia bawa dan memasukkannya ke dalam kantong. Ketika ia hendak pergi ia melihat pengantin putri yang cantik yang hanya terbungkus selembar kain.

Ia menghampirinya, membunyikan radio, berdansa dengannya, memeluk dan menciuminya - dan hampir saja memperkosanya seandainya pengantin putri itu tidakmelawannya dengan berani.

Ketika akhirnya perampok itu pergi, pengantin putri itu memandang suaminya dan berteriak,

"Lelaki macam apa kau! Kau hanya diam terpaku di tengah-tengah lingkaran dan tidak melakukan sesuatu pun sementara saya hampir saja diperkosa!"
"Tidak benar kalau saya tidak melakukan sesuatu," protes sisuami.
"Apa yang kaulakukan?"
"Saya menentang perintahnya.

Setiap kali ia membelakangi saya, saya mengeluarkan kaki saya dari lingkaran!"

Bahaya yang siap kita hadapi adalah bahaya yang dapat kita hadapi dari jarak yang aman.

Terpaksa Menggunakan Otak


Dengan bantuan PETUNJUK PEMAKAIAN seorang wanita selama berjam-jam mencoba merakit alat rumah tangga yang rumit , yang baru saja ia beli.

Akhirnya ia menyerah dan membiarkan bagian-bagian alat itu terserak di meja dapur.

Bayangkan betapa ia terkejut ketika beberapa jam kemudian ia kembali dan menemukan alat itu sudah dirakit oleh pembantunya dan bekerja dengan sempurna.

"Bukan main, bagaimana engkau mengerjakannya?" serunya.
"Ah ibu, kalau orang tidak dapat membaca, dia terpaksa menggunakan otaknya," jawabnya tenang.

Kabayan Mengenai Pemerintahan Yang Baik


Ramai - ramai soal persenjataan negara ( Alutsista ) kita sekarang ini Kabayan terlibat pembicaraan dengan teman nya disaung tengah sawah.

Seorang teman berkata kepada Kabayan,
"Apakah unsur-unsur dasar untuk suatu pemerintahan yang baik?"
Ia menjawab, "Makanan, senjata dan kepercayaan rakyat."

"Tetapi," lanjut sang teman itu,
"Kalau anda dipaksa untuk melepaskan salah satu dari ketiga unsur itu, mana yang akan anda lepaskan?"
"Senjata."

"Dan kalau anda harus melepaskan satu lagi dari dua yang masih tinggal?" tanya lagi sang teman.
"Makanan."

"Tetapi tanpa makanan rakyat akan mati!" sang teman penasaran.
"Sejak dahulu, kematian merupakan bagian hidup manusia.
Tetapi rakyat yang tidak lagi mempercayai para pemimpinnya, sungguh celaka."

Tak Tahu Siapa Yang Gagah



Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat.

Dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan.

Bertanyalah si singa kepada seekor gorila.
Singa : ‘Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?’
Gorila: ‘Anda tuan ku.’
Banggalah si singa mendengar itu.

Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng.
Singa : ‘Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?’
Banteng: ‘Sudah tentu Anda.’
Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa.

Kemudian ia berjalan kembali, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah.
Singa : ‘Hai gajah, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?’

Tetapi gajah tidak menjawab, dan diluar dugaan singa, gajah langsung menghajar dan menginjak-injak singa hingga babak belur.

Kemudian gajah berlalu meninggalkan si singa.
Dengan badan yang sudah babak belur, si singa berkata kepada gajah, ‘Kalo nggak tau jawabannya jangan marah gitu dong ….


From
Daris Rajih

Saturday, March 15, 2008

PENGHARGAAN


"Ada dua hal yang diinginkan orang lebih daripada seks dan uang,yaitu pengakuan dan pujian."-- Mary Kay Ash, pendiri, Mary Kay Cosmetics

INILAH kisah I Made Suardana. Dalam blognya, orang Bali yang bekerja di sebuah resort bintang lima di Kepulauan Turks and Caicos, BritishWest Indies ini, berkisah tentang pengalaman yang baru saja dilaluinya. Biasanya dia tak hirau akan isi dari papan pengumuman yang biasa dipajang di kantin kantornya. Dia selalu datang, makan,dan pergi. Begitulah kebiasaannya setiap harinya tanpa menghiraukan papan pengumuman di depannya.

Namun hari itu, dia sangat terkejut. Secara tidak sengaja memandang ke arah deretan foto-foto karyawan di dinding di perusahaannya. Eh,ternyata fotonya terpajang di sana. Lebih terkejut lagi, dia menyaksikan fotonya dalam ukuran 10R itu diberi embel-embel "Employee of The Month for September 2007".

Olala… seakan mimpi, dia terpilih menjadi satu dari ratusan karyawan yang bekerja di sana. Terbayang di depan Made, sertifikat dan bonus $150 menantinya. Dia juga berhak mendapat satu tiket untuk menjadi nominee Employee of The Year dengan bonus $1000- $1500.

Beberapa perusahaan di Indonesia juga telah melakukan hal yang sama.Mereka memberikan penghargaan kepada setiap karyawannya atas kinerja yang dicapainya. Secara kasat mata, memang baru terbatas pada beberapa perusahaan saja. Yang mencolok adalah restoran cepat saji.

Wajah dari karyawan yang berprestasi dipajang dekat kasir saat kita membayar makanan yang kita pesan. Mengapa perusahan-perusahaan perlu melakukan hal itu?

Pemberian insentif berupa uang bagi karyawan memang sangat menyenangkan. Survei yang dilakukan perusahaan penempatan tenaga kerja di Amerika, Robert Half International menemukan hasil 46% kepala bagian keuangan menganggap uang merupakan sarana yang paling baik untuk menunjukkan penghargaan kepada karyawan. Para manajer sering beranggapan bahwa orang hanya termotivasi oleh uang.

Namun, penghargaan tidak harus berupa uang. Seperti yang dilansir situs http://www.portalhr.com/, para ahli di sana berpendapat penghargaan berupa uang tunai dan non uang sebenarnya sama-sama efektif dalam menyenangkan hati karyawan.

Artinya, pujian pun bisa membuat tenteram suasana hati pegawai. Sayangnya, menurut Roger Flax,Direktur Motivational Systems banyak manajer mengabaikan atau kurang menghargai kekuatan pujian.

Bicara soal penghargaan non uang, kita harus kembali kepada fitrah karyawan sebagai manusia biasa.

Karyawan juga manusia. Setiap manusia, memiliki kesamaan mendasar, ingin dipuji, didengarkan, dan dihormati. Kadang dengan pujian yang tulus pun, karyawan akan merasa tersanjung dan dihormati.

Sedikit pujian dapat memberikan dorongan,semangat untuk melakukan hal yang baik dan lebih baik lagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengakuan atas terselesaikannya suatu pekerjaan dengan baik, merupakan salah satu motivator utama kinerja karyawan.

Manusia bukanlah sekedar makhluk fisik semata, tetapi juga makhluk spiritual. Mereka butuh penghargaan atas kontribusi yang telah mereka lakukan. Memberikan pengakuan sebenarnya sangat mudah dilakukan dan tidak mahal untuk didistribusikan, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukannya.

Menyenangkan hati orang lain pun tidaklah merepotkan dan malah tidak membutuhkan biaya. Sedikit pujian pada teman kantor saja bisa menenteramkan suasana hatinya.

Namun memang pada kenyataannya, memberikan pujian ternyata tidaklah mudah. Jauh lebih mudah bagi kita untuk mengkritik orang lain.

Sumber:
Sonny Wibisono, Jakarta