Myspace Backgrounds

Friday, November 30, 2007

GAGAL, APA UNTUNGNYA... ?



Jika ada kegagalan yang mengakibatkan kematian karier, Sergio Zyman adalah orang yang pernah mengalaminya. ..

Tahun 1984, Coca Cola memberinya tanggung jawab untuk memenangkan persaingan dengan Pepsi. Zyman pun menyusun strategi; Ia mengubah formula Coca Cola, memberi label "New Coke", lalu mempromosikannya. Namun ia melakukan satu kesalahan, ia menarik semua Coca Cola lama dari pasaran. Akibatnya, New Coke menjadi peluncuran produk baru yang paling hancur setelah kegagalan peluncuran mobil Edsel. Maka, dalam 79 hari, Coca Cola lama kembali dipasarkan dengan nama "Classic Coke".

Setahun kemudian, dengan perasaan terluka Zyman meninggalkan perusahaan itu. Kegagalan selalu dianggap memalukan dan merusak citra diri. Tapi lain dengan Zyman, karena tepat tujuh tahun setelah itu, ia kembali ke Coca Cola. Kepercayaan dirinya telah pulih, wewenangnya di perusahaan itupun semakin besar. Zyman, seorang yang pernah melakukan kesalahan, dipecat, diturunkan jabatannya, dengan kata lain, gagal, namun bangkit kembali.

Walt Disney pernah dipecat dari salah satu pekerjaan pertamanya. Baik Disney maupun Henry Ford pernah mengalami kebangkrutan, sebelum akhirnya mereka mengubah hal itu menjadi kesuksesan besar.

Suatu saat mungkin Anda akan mengalami kegagalan... ;

Perubahan pesat dalam dunia bisnis masa kini menuntut aksi untuk menghadapi ketidak pastian; Artinya, kemungkinan membuat kesalahan akan tetap ada selama kita tidak menyerah...;

Bill Gates suka memperkerjakan orang-orang yang pernah membuat kesalahan. "Itu menunjukkan mereka berani mengambil resiko", kata Gates. "Cara seseorang mengatasi masalah adalah ukuran bagaimana mereka mengatasi perubahan".

Tapi apa yang membuat beberapa orang jatuh dan terpukul, sementara yang lain bangkit kembali ?.

Mungkin jawaban dibawah ini dapat membantu kita menjadi orang yang dapat "Bangkit Kembali" :

1. Visualisasikan Kemenangan Besar Berikutnya.
Dalam keadaan terpuruk-pun, dibenak kepala kita harus selalu ada gambaran bahwa kita sudah berhasil atau meraih kemenangan-kemenang an besar; Profesor Martin Seligman mengatakan, "Orang-orang
optimis percaya 'Masalah saya hanya sementara'. Sedangakan orang-orang pesimis yang biasanya tidak dapat bangkit kembali, melihat kegagalan sebagai sesuatu yang permanen"

2. Ambil Resiko Tanpa Takut Gagal.
Saat Sergio Zyman meninggalkan Coca Cola, ia tidak berhubungan dengan rekan-rekannya dari perusahaan itu selama 14 bulan. Dia merasa kesepian, namun ia tidak berhenti, bersama seorang rekannya ia
memulai sebuah perusahan konsultan, yaitu : " Zyman Plaza ", yang hanya dilengkapi satu komputer, sebuah pesawat telepon dan sebuah mesin faksimile; Mereka mulai menangani klien-klien seperti Microsoft, Miller Brewing. Rahasianya : Mereka Berpikir di luar Kebiasaan dan Berani Mengambil Resiko. Akhirnya, bahkan Coca Cola juga memintan sarannya dan memperkerjakannya kembali untuk membuat perubahan-perubahan besar; Padahal menurut Zyman, "Dalam mimpi pun saya tidak pernah berpikir perusahaan itu mau meminta saya kembali".
Benarlah apa yang dikatakan oleh CEO Coca Cola (Roberto Goizueta) : "Bukankah Anda tersandung hanya jika Anda sedang bergerak ?".

3. Saat Krisis Datang, Jangan Menyerah.
Orang yang berhasil umumnya adalah orang yang gigih, pantang menyerah.

David Brinkley berkata, "Orang yang sukses adalah orang yang bisa membangun landasan yang kuat dengan batu bata yang dilemparkan orang lain kepadanya".

4. Pandang Diri Anda sebagaimana Orang Memandang Anda.
Psikolog Robert Staub percaya bahwa penyebab pertama dari kegagalan ialah kurangnya kesadaran diri. Anda harus keluar dari diri Anda untuk dapat mengadopsi pandangan orang lain.
Anne Busquet dari American Express. Empat tahun lalu, ia menjabat general manager bagian Optima Card; Sifatnya yang sangat perfecksionis, dipandang bawahannya sebagai suatu hal yang menakutkan.

Akibatnya, lima dari 2000 pegawainya, begitu takut untuk memberi tahu Busquet soal kerugian sebesar $.24 juta, hingga mereka berbohong untuk menutupinya. Dan karena itu Busquet harus bertanggung jawab. Ia kehilangan kariernya di Optima, namun ditawarkan untuk menyelamatkan salah satu unit kecil American Express.

Harga dirinya terguncang, hampir saja ia menolak tawaran tersebut. Tapi kegagalannya di Optima menantangnya untuk beraksi kembali. "Saya sadar saya perlu pengertian", kata Busquet.

Busquet menjadi lebih sabar, lebih mau mendengarkan, dan juga belajar memperoleh kabar buruk. "Seandainya dulu saya lakukan hal ini, mungkin saya bisa mengatasi masalah Optima lebih cepat". Busquet kini menjabat Executive Vice President.

Seperti kata Shakespeare, "Manis rasanya hikmah dari penderitaan. Kegagalan menyelamatkan Anne Busquet dan membuat Sergio Zyman menjadi model sukses yang 'aneh tapi nyata".


Jika Anda belum pernah gagal, demi keuntungan karier Anda, Anda mungkin harus mengalaminya. ..?.

Tanam dan Pelihara Sepuluh Juta Pohon


KEARIFAN LOKAL PEREMPUAN INDONESIA DALAM PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

Jangan hentikan email ini demi Indonesia yang hijau !!!

AYO TANAM DAN PELIHARA 10 JUTA POHON

Rekan-rekan,Perempuan Indonesia mengadakan GERAKAN TANAM DAN PELIHARA 10 JUTA POHON di seluruh Indonesia dalam rangka antisipasi dan pengurangan pemanasan global.

Selain merupakan ibadah, tanam pohon juga bermanfaat bagi Anak dan Cucu Anda !

Siapakah Para Perempuan Indonesia?

- Solidaritas Isteri Kabinet Indonesia (SIKIB)
- Kongres Wanita Indonesia (KOWANI)- Dharma Pertiwi- Dharma Wanita
- Tim Penggerak PKK
- Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB)
- Bhayangkari
- Panitia Hari Ibu ke-79 Tahun 2007

Kapan menanamnya ?
Sabtu, 1 Desember 2007.

Pukul Berapa ?
Pukul (08.00 WIB, 09.00 WITA, 10.00 WIT)

Tanam di mana ?
- Di rumah
- Di kantor
- Di Pabrik
- Lingkungan sekitar Anda (Sekolah, Rumah Sakit, dll)

Dari mana bibitnya ?
- Bisa diminta dari Balai DAS (Daerah Aliran Sungai) di kota Anda
- Bisa juga, dengan sukarela membeli bibit sendiri

Jenis Tanaman?
- Tanaman berguna
- Tanaman buah

Apa yang bisa dibantu ?
- Kirimkan email ini ke rekan Anda di seluruh Indonesia
- Cc-kan setiap email yang anda kirim ke tanamdanpelihara@veloxxe.com
Djodi Ismanto

PENGALAMAN KITA SAMA BANYAKNYA


Pengalaman teman kami ini membuat lidah kami berdecak.

Ketika kami berkunjung ke kotanya, ia bercerita bahwa ketika kanak-kanak ia pernah bersepeda puluhan kilometer membelah sawah, kebun tebu dan hutan kecil yang sekarang menjadi lahan perumahan megah.

Ia pun bercerita tentang kegiatan masa kecilnya, seperti mengeringkan daun, mengawetkan belalang dan kupu-kupu, membuat rumah burung, menyusun kliping, membuat pisau dari paku dengan melindaskan pada rel KA , dan tak lupa membolos.

Ketika remaja, pernah menjadi kenek truk hingga ke seberang pulau, membaca banyak buku dan sastra, bahkan sempat mencuri buku yang diidamkannya dari perpustakaan sekolah, menulis beberapa cerita dan puisi, takut berlatih silat meski banyak temannya adalah pendekar.

Pernah juga berteman dengan pelukis, memainkan Bach, menjadi offisial atlet cacat, memunguti ikan yang tercecer saat musim pemindahan ikan di tambak rakyat tiba, dan semua pengalaman lain yang sangat menarik disimak.

"Pengalaman anda kaya sekali," ujar kami.

"Tidak!" tukasnya. Sambil menatap keheranan ia melanjutkan,

"Jangan salah sangka. Semua orang memiliki pengalaman yang sama kayanya. Hanya saja tidak semua orang mampu menghargai dan mengambil pelajaran darinya.

Bila anda benar-benar terserap dalam setiap garis pengalaman hidup anda, akan anda sadari tiada satu pun yang sia-sia dalam hidup ini.
Hidup ini terlalu cantik untuk diacuhkan. Bila anda merasa hidup ini hampa, itu karena anda tak menghargainya."


Thursday, November 29, 2007

Tukang Roti dan Petani


Seorang tukang roti di sebuah desa kecil membeli satu kilogram mentega dari seorang petani.

Ia curiga bahwa mentega yang dibelinya tidak benar-benar seberat satu kilogram.

Beberapa kali ia menimbang mentega itu, dan benar,berat mentega itu tidak penuh satu kilogram.

Yakinlah ia, bahwa petani itu telah melakukan kecurangan.

Ia melaporkan pada hakim, dan petani itu dimajukan ke sidang pengadilan.

Pada saat sidang, hakim berkata pada petani,

"Tentu kau mempunyai timbangan?"

"Tidak, tuan hakim," jawab petani.

"Lalu, bagaimana kau bisa menimbang mentega yang kau jual itu?" tanya hakim.

Petani itu menjawab, "Ah, itu mudah sekali dijelaskan, tuan hakim.

Untuk menimbang mentega seberat satu kilogram itu, sebagai penyeimbang, aku gunakan saja roti seberat satu kilogram yang aku beli dari tukang roti itu.

Ternyata roti yang dijual tukang roti itupun beratnya kurang dari 1 kg . . . . . . . . . .

Dan tukang roti itupun harus berhadapan dengan hakim.


"Smiley...! Cukup banyak contoh, kekesalan kita pada orang lain berasal dari sikap kita sendiri pada orang lain.

Wednesday, November 28, 2007

TEMPAT KERJA KITA, RUMAH KITA


Apalah bedanya perilaku di rumah dan di tempat kerja?

Pagi hari, di rumahkita sapa adik, kakak dan orang tua yang baru bangun tidur.

Kita matikan lampu-lampu demi menghemat listrik.

Kita bersihkan lantai, kursi, dan meja agar ruangan terasa nyaman.

Kita simpan pisau, barang pecah belah danperlengkapan lain di tempatnya masing-masing.

Kita senandungkan lagu ceria agar rumah penuh cahaya.

Kita bekerja dan berlelah-lelah, kita bermain dan bersenang-senang tanpa berhitung-hitung satu sama lain.

Karena itu kita tuliskan, "rumahku istanaku".

Lalu mengapa kita harus berbeda di tempat kerja? Bukankah kita semestinya menyapa rekan, bawahan dan atasan tanpa terkecuali.

Kita pun bekerja seefisien mungkin.

Kita rapikan ruang kerja, kita jaga keselamatan sesama,dan ciptakan keceriaan agar tempat kerja bermandikan cahaya.

Kita bekerja dan berlelah-lelah tanpa harus kehilangan kebersenang-senangan kita.

Karena itu kita boleh tuliskan, "tempat kerjaku, rumahku jua"

SURGA BERSAMA SAHABAT


Seorang lelaki tua dan kudanya sedang berjalan-jalan di sebuah jalan desa,menikmati pemandangan.

Tiba-tiba ia tersadar bahwa ia baru saja meninggal dunia. Ia pun ingat di saat meregang nyawa, kudanya yang telah menemani hidupnya selama ini juga telah meninggal. Kini mereka bersama-sama berada disebuah alam baka.


Setelah berjalan bersama sekian lama, mereka tiba di sebuah bukit. Sepanjang sisi jalannya berhiaskan batu pualam yang indah. Pada puncaknya berdiri sebuah patung indah dimana sinar matahari memendar dari balik patung itu. Ia terkagum melihat indahnya pintu gerbang yang terbuat dari permata dan mutiara, sedangkan jalan setapak menuju pintu gerbang tersusun dari emas murni.Ia senang sekali karena merasa akhirnya telah tiba di surga.


Kemudian sambil menuntun kudanya ia menuju pintu gerbang. Ketika dekat pintu gerbang ia melihat seseorang penjaga duduk di balik meja berukir indah. Ia menyapa orang tersebut, "Maafkan saya, apakah ini surga?"

"Ya, benar sekali tuan," jawab penjaga gerbang.

"Waw, kalau begitu bolehkah saya meminta sedikit air?" pinta lelaki tua itu.

"Tentu saja, tuan. Silakan masuk dan ambillah air minum sepuas anda."Kemudian penjaga gerbang itu memberi isyarat dengan ibu jarinya, dan pintu gerbang yang besar itu pun perlahan-lahan terbuka.

"Bolehkah saya mengajak sahabat saya ini masuk?" pinta lelaki tua itu sambil menunjuk pada kudanya.


Tetapi penjaga gerbang menjawab, "Maaf sekali tuan, kami tidak membolehkan hewan peliharan masuk."Lelaki tua itu berpikir sejenak lalu mengucapkan terima kasih pada penjaga gerbang itu. Mereka berbalik dan melanjutkan perjalanannya kembali.


Setelah lama berjalan mereka tiba di sebuah bukit yang lain, tetapi kali ini jalannya lebih kotor, di ujung jalan terbuka sebuah pintu gerbang pertanian.Tidak ada pagar di sisi jalan, rumput tumbuh sembarangan, pintu gerbang itu tampaknya tak pernah tertutup. Ketika ia berada dekat pintu gerbnag itu, didalamnya ia melihat seorang lelaki sedang duduk di sebuah kursi goyang dibawah bayangan pohon dan sedang membaca buku.


"Permisi tuan!" teriak lelaki tua itu pada pembaca buku. "Apakah anda mempunyai air untuk kami minum?"

"Tentu saja. Ada pompa air di sebelah sana," sahut pembaca buku itu sambi lmenunjuk ke sebuah tempat yang tak tampak dari luar gerbang.

"Masuklah,anggap saja rumahmu sendiri."

"Bagaimana dengan temanku ini?" tanya lelaki tua itu. Ia menunjuk pada kudanya."Oh, ia boleh masuk.

Kami mempunyai mangkuk air di sebelah pompa itu,"jawabnya.Kemudian mereka masuk ke dalam gerbang, dan menemukan sebuah pompa tangan tua dengan sebuah gayung dan mangkuk tergeletak di sampingnya. Lelaki tuai tu mengisi mangkuk dengan air hingga penuh dan memberikan pada kudanya.


Setelah itu ia meneguk air untuk mengobati hausnya sendiri.Ketika mereka sudah cukup minum, mereka kembali menemui pembaca buku ituyang tampaknya sedang menunggu mereka.

Lelaki tua itu bertanya, "Tempat apakah ini?""Ini surga," jawab pembaca buku itu."Wah, ini sangat membingungkan kami," kata lelaki tua itu.

"Tempat ini sama sekali tak seperti surga. Di ujung jalan di sebelah sana ada seseorang yang mengatakan bahwa bukit itulah yang surga."

"Oh, apakah yang anda maksudkan adalah bukit dengan jalan yang terbuat dari emas dan pintu gerbang yang terbuat dari permata itu?" tanya pembaca buku.

"Ya, bukankah itu tempat yang sangat indah."

"Bukan, itu adalah neraka."

"Tidakkah anda salah menyebutnya sebagai neraka tempat yang indah seperti itu?"

"Tidak. Saya mengerti mengapa anda berpendapat demikian, tetapi bukanlah seperti itu.

Keindahan yang ditampakkannya itu menipu sehingga membuat orang tega meninggalkan sahabat terbaiknya dalam penderitaan.

"Pojok Renungan Editor:

Tak perlu memperdebatkan konsep surga neraka dalam cerita di atas, namun pesan yang ingin disampaikannya.

Keindahan sering kali hanya ilusi yang membuat kita membiarkan sahabat-sahabat kita berada dalam penderitaan.

Singkirkan Duri Duri Anda


Bila anda mempunyai tujuan besar, anda perlu mencari orang-orang yang tepat dan membentuk tim yang kuat untuk mencapainya.

Anda juga perlu memompakan semangat, mengikat kata sepakat untuk sama-sama mengupayakan yang terbaik demi tujuan itu.


Namun, jangan sekali-kali lupa untuk tak segan-segan menyingkirkan aral penghambat langkah anda.

Tak cukup anda mempunyai sepatu beralas tebal, anda perlu menyingkirkan duri dari jalan. Anda tak tahu disebelah mana duri itu akan menusuk anda.

Petani yang baik tahu, bahwa tak cukup ia mempunyai benih dan lahan terbaik.

Tak cukup pula air dan angin mentari di musim yang terbaik.

Tak cukup pula jerih dan doa ia kerahkan.

Ia tahu, ia harus tak ragu untuk mencabut tanaman dan rumput tanaman pengganggu sawah. Meski tanaman itu adalah mawar indah;meski rumput itu adalah batang tebu yang menyegarkan.

Karena ia tahu, mereka semestinya tumbuh lebih baik di lahan dan di musim yang lebih cocok.


Tuesday, November 27, 2007

Istri Yang Sejati


Kisah ini adalah tentang seorang yang kaya raya dengan empat istri.


Di suatu pagi orang kaya tadi didatangi oleh sang kematian. Dengan sopan mahluk terakhir berucap begini : ‘Bapak yang baik hati, atas utusan Tuhan kami ditugaskan untuk menjemput.

Cuma, karena kebaikan hati Bapak selama hidup, diizinkan oleh Tuhan untuk membawa satu di antara empat isteri Bapak’.


Dengan tersenyum orang kaya ini memohon waktu untuk menemui keempat isterinya satu persatu.


Yang pertama dipanggil tentu saja isteri keempat. Seorang wanita muda yang cantik, dengan tubuh yang menawan, rambut panjang yang terurai dan tentu saja senyumnya yang indah dan manis. Namun, betapa terkejutnya orang kaya tadi mendengar jawaban terhadap ajakan untuk menemani suaminya ke dunia kematian. Wanita cantik tadi menolak ajakan suaminya dengan kata-kata kasar dan sarkastis.


Setelah menangis sambil menyesali hidupnya, orang kaya tadi memanggil isteri ketiga dengan ajakan yang sama. Wanita ini menjawab dengan bahasa yang lebih sopan : ‘maafkan kanda, saya hanya bisa menemani kanda sampai di sini saja’. Kalau tadi seperti diterjang petir rasanya, kali ini Bapak kaya tadi seperti dihempas air bah.


Lagi-lagi ia menangis menyesali seluruh hidupnya. Dengan semangat hampir putus asa, ia menemui isteri kedua dan mengemukakan ajakan yang sama. Isteri kedua menjawab lebih sopan lagi : ‘saya akan temani kanda, namun hanya sampai di liang lahat’.


Sehingga tidak ada pilihan lain kecuali memanggil isteri pertama. Dan takjubnya, kendati isteri pertama tidak terlalu diperhatikan, jarang diajak makan, bahkan sering disakiti, dengan tersenyum wanita yang pipinya sudah penyok dan merah-merah ini menjawab begini : “saya akan menemani kanda sampai kapanpun dan sampai di manapun”.

Dear friends ,
Ilustrasi tentang empat isteri di atas, sebenarnya ilustrasi tentang isteri dan suami kehidupan.
Semua orang memiliki empat isteri (suami) kehidupan.

Isteri keempat yang paling seksi, paling menarik, menghabiskan paling banyak waktu, sehari-hari bernama harta dan tahta.

Isteri ketiga yang juga mengkonsumsi waktu dan tenaga cukup banyak bernama tubuh atau badan kasar.

Isteri kedua – yang hanya bisa menghantar kita sampai di liang lahat – adalah isteri, suami, putera-puteri serta kerabat dekat kita di rumah.

Dan isteri kita yang paling setia dan akan menemani kita kemanapun kita pergi, dan apapun yang kita lakukan terhadapnya ia hanya mengenal kesetiaan, kesetiaan dan kesetiaan, ia bernama sang jiwa.

Atau, dalam sejumlah tradisi disebut dengan kata kesejatian.

Sayangnya, kendati ia yang paling setia, dalam keseharian ia juga yang paling jarang kita perhatikan. Dalam banyak kehidupan, ia malah kerap disakiti. Kebencian, kemarahan, permusuhan dan sejenisnya adalah serangkaian kegiatan yang memukuli sang jiwa.


Kalau isteri kedua (badan kasar) kita beri makan setiap hari, kita hanya memberi makanan sang jiwa sekali-sekali saja. Ada bahkan yang tidak pernah memberikan makanan pada jiwanya.

Dan kalau makanan badan kasar kita harus beli dan membayarnya, makanan sang jiwa dalam bentuk cinta, cinta dan cinta, ia tersedia gratis dalam jumlah yang tidak terbatas.

MENGALIR SEPERTI AIR


Seorang pria mendatangi seorang Guru. Katanya, "Guru, saya sudah bosan hidup. Benar-benar jenuh. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau.Apapun yang saya lakukan selalu gagal. Saya ingin mati."


Sang Guru tersenyum, "Oh, kamu sakit.""Tidak Guru, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati."Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Guru meneruskan, "Kamu sakit.Dan penyakitmu itu bernama, 'Alergi Hidup'. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan."Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.


Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan ini mengalir terus, tetapi kita menginginkan keadaan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit.


Kita mengundang penyakit.Penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit.Usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam berumah-tangga, pertengkaran kecili tu memang wajar.


Persahabatan pun tidak selalu langgeng. Apa sih yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.


"Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu benar-benar bertekad ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku." kata sang Guru."Tidak Guru, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup."


Pria itu menolak tawaran sang Guru."Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?"


"Ya, memang saya sudah bosan hidup.""Baiklah. Kalau begitu besok sore kamu akan mati.


Ambillah botol obat ini.Malam nanti, minumlah separuh isi botol ini. Sedangkan separuh sisanya kau minum besok sore jam enam. Maka esok jam delapan malam kau akan mati dengan tenang."Kini, giliran pria itu menjadi bingung.


Sebelumnya, semua Guru yang ia datangi selalu berupaya untuk memberikan semangat hidup. Namun, Guru yang satu ini aneh. Alih-alih memberi semangat hidup, malah menawarkan racun.Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengansenang hati.


Setibanya di rumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut "obat" oleh sang Guru tadi. Lalu, ia merasakan ketenangan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.


Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran Jepang. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir.Ini adalah malam terakhirnya. Ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau.


Suasananya amat harmonis. Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan berbisik, "Sayang, aku mencintaimu." Sekali lagi, karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!


Esoknya, sehabis bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar.Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Setengah jam kemudian ia kembali ke rumah, ia menemukan istrinya masih tertidur.


Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!


Sang istripun merasa aneh sekali, "Sayang, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, sayang."Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnyapun bingung, "Hari ini, Bos kita kok aneh ya?" Dan sikap mereka pun langsung berubah.


Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu disekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan menghargai terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah.


Ia mulai menikmatinya.Pulang ke rumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya diberanda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya,"Sayang, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkankamu." Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, "Ayah, maafkan kami semua.Selama ini, ayah selalu tertekan karena perilaku kami."


Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya ? Ia mendatangi sang Guru lagi.


Melihat wajah pria itu, rupanya sang Guru langsung mengetahui apa yang telah terjadi, "Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh. Apabila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu,kesombonganmu.


Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup.Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.


"Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Guru, lalu pulang kerumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya.

Konon, ia masih mengalir terus. Ia tidak pernah lupa hidup dalam kekinian.

Itulah sebabnya,ia selalu bahagia, selalu tenang, selalu HIDUP!


Let's Go GREEN




RANJAU YANG MELEDAK PULUHAN TAHUN KEMUDIAN



Percayakah anda, sebuah dendam dan kebencian yang ditebar hari ini mungkin membuahkan celakanya bagi generasi mendatang?

Bila anda sangsi, mari tanyakan pada seorang anak yang kakinya hancur karena menginjak ranjau yang ditanam saat perang puluhan tahun silam.

Peperangan mungkin telah lama usai.

Namun, sisa-sisa amarah, bekas-bekas angkara, dan jejak-jejak amuk takkan hilang begitu saja. Bahkan, kita tak pernah tahu kapan semua itu akan tersapu bersih.


Meski damai telah dijabattangankan, siapa bisa menjamin tak ada penyesalan di kemudian hari?


Betapa mahalnya sebuah kemurkaan.

Itu mengapa kita diajarkan untuk tidak hanya mempertimbangkan apa yang terjadi pada esok hari akibat perbuatan kita hari ini.


Semakin jauh kita memandang ke depan, semestinya semakin besar nilai perbuatan kita hari ini.


Monday, November 26, 2007

Aku dan Keong


Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan. Aku tak dapat jalan terlalu cepat, Keong sudah berusaha keras merangkak, setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.


Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga..."Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, Keong terluka.

Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan?

Ya Tuhan! Mengapa? Langit sunyi-senyap. ..Biarkan saja keong merangkak di depan, aku kesal di belakang.

Pelankan langkah, tenangkan hati...Oh?

Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga. Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut. Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing. (mang cacing mendengung?! tawon kalii??)

Aku lihat langit penuh bintang cemerlang. Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini? Barulah aku teringat, mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta Keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalau aku berjalan sendiri dengan cepatnya.


"He's here and with me for a reason"


Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi, haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.

Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.

Saat bertemu penolongmu, ingat untuk bersyukur padanya. Karena ia lah yang mengubah hidupmu.

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai, ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih. Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci, sapalah dengan tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincanglah dengannya. Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai, berkatilah dia. Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu, berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu. Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu.

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu, gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya. Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan.

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup, berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.

Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati.






AIR DALAM TEMPAT ANGGUR


Suatu desa akan mengadakan pesta besar-besaran. Untuk itu setiap penduduk diminta untuk menyumbangkan sebotol anggur. Telah disediakan sebuah tong besar di tengah lapangan desa tempat setiap penduduk memasukkan minuman anggur mereka.


Kemudian setiap hari penduduk desa itu berduyun-duyun menyetorkan aggur milik mereka ke dalam tong itu.


Pada hari yang telah ditentukan, semua penduduk berkumpul di lapangan desa dengan pakaian yang indah. Suasana sangat ramai dan meriah. Kemudian, kepala desa naik ke atas mimbar dan membuka kran tong tempat menyimpan anggur itu.


Betapa terkejutnya mereka ketika yang keluar dari tong itu adalah air biasa,bukan anggur sebagaimana yang mereka harapkan


Mengapa hal itu bisa terjadi?

Ternyata, salah seorang penduduk berpikir seperti ini: "Seandainya saya tidak memasukkan sebotol anggur tetapi hanya sebotol air biasa ke dalam tong raksasa ini, maka tentu tidak seorang pun yang akan merasakannya.

Apalah artinya sebotol air dibanding satu tong penuh anggur!"Sayangnya ia tidak menyadari bahwa semua orang di desa itu mempunyai pikiran yang sama: yaitu menyumbangkan sebotol air.


Maka, tong tempat anggur itu pun enuh berisi air biasa.


Bila kita berharap orang lain melakukan apa yang semestinya kita lakukan, jangan heran bila orang lain mungkin jugaberpikiran sama.
Maka, semua orang pun takkan mendapatkan apa-apa.
Dan takperlu saling menyalahkan orang lain.
Sebuah kemajuan tidak ditentukan olehprasangka, melainkan tindakan nyata.


Saturday, November 24, 2007

KESULITAN MEMBAWA ANDA PADA KEBERHASILAN


Kita mahfum bahwa perjalanan ini tak mudah.

Cepat atau lambat kita akan melintasi daerah yang berbatu, licin dan terjal.

Kita menyebutnya sebagai masa sulit.

Bagaimana cara anda mengatasinya menentukan apakah anda bisa terus melangkah di jalan keberhasilan atau tidak.


Rintangan tampak bagai wajah yang menakutkan, hanya bila anda memalingkan pandangan dari tujuan.

Tapi, bagaimana anda bisa sampai di ujung cakrawala bila terhenti di situ.

Bukankah seorang murid saja harus menempuh ujian agar bisa naik kelas.

Bahkan, agar bisa tetap berada dalam kelas pun ia harus menunaikan pekerjaan rumahnya setiap malam.


Kita mendapatkan intan yang terbaik dengan menggosoknya. Pedang yang tajam tercipta karena tempaan dan panas yang melelehkan.

Begitu pula, kesejatian kita takkan terujud bila tak diuji dengan kesulitan.

Kesulitanlah yang membawa anda naik ke tangga keberhasilan yang lebih tinggi. Sedangkan,kemudahan melenakan anda untuk tetap berputar-putar di lantai bawah.


TUGAS KITA BERUPAYA, BUKAN MENJAMIN HASIL


Dua orang pengayuh becak mencari penumpang di depan sebuah mall.
Kemarin, yang seorang rajin menawarkan becak pada pengunjung yang lalu lalang dan mendapat banyak pemasukan.
Sedangkan yang lain, seharian hanya berteduh dari terik, harus puas dengan uang tak seberapa.

Tetapi, esok hari, situasi berbalik. Ia yang rajin menjajakan becaknya nyaris tak membawa uang pulang.

Malah yang duduk-duduk di bangku becaknya dihampiri penumpang.


Mengapa ada kenyataan seperti ini?
Ada orang rajin bekerja lalu menerima imbalan yang menyenangkan.
Kita sebut itu "usaha".

Ada orang seolah tak melakukan apa, malah mendapat hasil tiada kepalang.
Kita bilang itu "keberuntungan".

Bagi yang tak menemukan jawaban,

hanya bergumam, "Yah, itulah bola nasib."Sesungguhnya hampir-hampir kita tak berkuasa atas diri kita sendiri. Kita tak mampu memerintahkan segores luka untuk sembuh semau kita. Apalagi kuasa penuh atas roda kehidupan ini.

Karenanya, orang bijak tak henti bertutur agar kita tetap bekerja sekuat tenaga,
jangan terlepas dari doa dan harapan, namun setelah itu serahkan semuanya pada kehendak Penguasa Semesta; berserah diri sepenuhnya.

PEMIMPIN ITU BEKERJA BERSAMA-SAMA


Bila seseorang mengetuk pintu rumah,

lalu mengajak anda ke ladang, mengajari anda cara mencangkul penuh semangat,

bersama-sama menebarkan benih biji-bijian dan kasih sayang,

menyenandungkan lagu pengundang angin dan hujan,

dan beberapa bulan kemudian sama-sama mengetam,

berbagi hasil tuaian,menanaknya untuk warga sedusun;

maka siapa pun nama orang itu,

anda akan mengangkatnya sebagai pemimpin sejati anda;

pemimpin yang anda cintai dan tangisi kepergiannya.


Namun,

bila orang itu memasuki rumah dan memaksa anda turun ke sawah,

memerintahkan anda membajak dan menanam segala macam,

hingga pada akhir waktunya,

hanya menunggu persembahan hasil panen baginya;

maka siapa pun nama orang itu,

anda akan mengangkatnya sebagai pemimpin yang hanya bisa anda kutuki dan syukuri kepergiannya.


Kebanyakan orang memang tak berdaya.

Untuk itulah mengapa seorang pemimpin sejati senantiasa dirindukan jaman.


Friday, November 23, 2007

Rejeki Tak Terduga , Rezeki Terduga


Inilah yang saya rasakan, entah Anda setuju atau tidak. Rejeki terduga itu letaknya ada di pikiran, di otak kita. Namun rejeki tak terduga letaknya ada di hati.

Rejeki tak terduga >>> Hati


Rejeki terduga >>> Pikiran


Nah banyak orang Indonesia salah mengartikan tentang ini. Orang Indonesia yang tidak sukses yang hidupnya gitu-gitu aja sering membuat pembenaran bahwa rejeki itu sudah ada yang ngatur sehingga dia tidak perlu bersusah payah bekerja/berusaha.


Padahal rejeki itu dibagi menjadi 3 :

  • Rejeki yang sudah pasti untuk hamba-Nya
  • Rejeki yang masih mengambang
  • Rejeki yang perlu diusahakan
Masalahnya kita tidak tahu berapa besarnya porsi-porsi dari ketiga rejeki itu. Namun banyak orang yang mengira bahwa rejeki automatically diberikan oleh-Nya tanpa berusaha. Memang ada yang seperti itu, tapi mana kita tahu bahwa itu akan terjadi pada kita.


Manusia tidak tahu seberapa besar porsi rejeki nomer 1,2 ataupun 3. Maka kitalah yang mengubah nasib kita sendiri, Dialah yang menentukan.

Adapun yang terjadi sebaliknya khususnya di Barat. Orang terlalu memakai pikirannya untuk mencari rejeki namun mereka lupa akan kekuatan hati. Banyak orang di Barat tidak mempercayai kekuatan rejeki tak terduga. Padahal sering rejeki tak terduga ini jumlahnya berkali-kali lipat dibanding rejeki terduga. Secara kualitas dan kuantitas, rejeki tak terduga seringkali menang jika dibandingkan dengan rejeki terduga.


Namun, hukum alam adalah hukum keseimbangan. Semua diupayakan untuk berjalan harmoni. Antara hati dan pikiran.

Antara rejeki tak terduga dan terduga. Disinilah letak konsep logika hati, mengharmonikan hal-hal tersebut.

Anda tahu perkataan bijak 9 dari 10 pintu rejeki ada pada perniagaan? Pernyataan yang indah. 9 dari 10 pintu, lalu apa kuncinya? Ada 3 kunci disana yang letaknya pada hati. Kunci-kunci inilah yang akan menyibak tabir rahasia antara manusia dengan Sang pencipta.

Runtutannya kurang lebih seperti ini untuk mengharmonikan keduanya :
Niat (hati) – mencari cara (pikiran) – tindakan (harmonisasi) – pasrah (hati) – hasil – syukur (hati)

Dalam runtutannya, hati mempunyai peran lebih dibanding pikiran.

Berawal dari hati (niat), berakhir pun dengan hati (syukur).

Kesalahan banyak orang adalah meletakkan niat dan pasrah terlalu dekat.


Niat nomer 1, kemudian langsung dilanjutkan dengan pasrah. Belum...belum saatnya untuk kita pasrah setelah niat.

Ibarat lampu lalu lintas, niat yang baik apabila kita meminta pengiriman signal lampu hijau atau merah pada-Nya, maka akan ditunjukkan jalannya. Jika hijau, jalannya akan dibuka. Kita boleh jalan.

Justru jangan berhenti karena akan menyebabkan kemacetan.


Jika merah, jalannya akan ditutup. Berhenti, jika perlu mundur. Ambil jalan lain. Temukan persimpangan lain dan lihat lampu warna apa yang menyala disana. Langgarlah lampu merah maka segalanya akan menjadi kacau.

Ada yang lucu lagi, sudah diberi lampu hijau namun dia tetap berhenti. Tidak mau jalan. Sampai di persimpangan lampu berikutnya, diberi warna hijau lagi. Sayangnya, lagi-lagi dia tidak mengerti kalau lampunya hijau.

Dia terlalu takut untuk berjalan.

Makanya, hijau atau merah...bagi dia semuanya merah jika ia takut.



By Seta PM


Tha Man Behind The Gun


Seorang tukang kebun diminta memangkas rumput yang tumbuh di taman.

Lalu dengan trampil ia gunakan gunting untuk meratakan rumput hingga tak lagi tampak bagai semak belukar.

Seselesainya ia menerima beberapa lembar upah.

Ia senang, pemilik taman pun senang.

Selang beberapa hari kemudian, seorang tukang kebun yang lain datang menawarkan jasa memperindah kebun itu.

Dengan enggan pemilik taman itu mengiyakan.

Lalu dengan trampil ia gunakan gunting untuk membentuk rumput itu jadi bagai hamparan permadani hijau di taman.


Pemilik taman terpesona, dan tukang kebun pun menerima upah yang jauh lebih besar.


Itu adalah rumput yang sama.

Itu adalah gunting yang sama.

Namun, dari tangan yang berbeda sehampar semak-semak dapat berubah jadi lapangan.

Dari tangan yang lain tercipta permadani.

Seberapa pun hebatnya alat yang terpegang, sang pemilik tanganlah yang membedakan.


Harga Sebatang Lidi


Tahukah anda mengapa sebatang sapu lidi begitu murah harganya?

Begitu murahnya sampai-sampai ia jauh lebih murah daripada seteguk air penghilang dahaga.


Padahal anda tahu, ia harus dipetik dari pepohonan kelapa yang ditanam di dusun-dusun jauh di pedalaman.

Ia pun harus diserut, dihaluskan,diikat kuat agar mudah digunakan dan tak melukai tangan.

Ia harus diangkut oleh banyak kendaraan, melewati banyak pasar, dan naik turun timbangan penawaran.


Karena, ia dipetik oleh tangan-tangan kecil yang tak menuntut banyak upah.

Ia dijalin oleh wanita-wanita yang tak menghitung laba rugi.

Ia juga dipikuloleh bahu-bahu legam pria yang tak terlalu mengerti transaksi jual beli.

Sebatang sapu lidi itu begitu murah sampai di tangan kita, karena orang-orang itu tak menghitung jerih perih kerjanya.

Mereka pun tak mengkalkulasi butir-butir keringatnya.


Maka, mari kita sadari bahwa di balik kemurahan dan kemudahan yang kita temui sekarang ini, terselip cerita tentang pengorbanan yang jauh lebih berharga ketimbang harga seluruh sapu lidi yang bisa kita beli.


Thursday, November 22, 2007

Orang Yang Tepat


Masa Musim Semi dan Musim Gugur (770 S.M sampai 476 S.M)


Suatu hari kuda milik Confusius melarikan diri dan menginjak-injak sawah tetangganya. Petani yang dirugikan itu naik pitam dan menahahan kuda liar tersebut. Setelah mendengar kejadian buruk ini, Confusius segera memerintahkan Tzy Gon, salah satu murid terbaiknya, untuk berunding dengan sang petani, mengganti kerusakannya, dan memperoleh kembali kudanya.



Tzy Gon tiba di daerah pedesaan itu, dan setelah bertanya kepada penduduk setempat, murid yang berpakaian rapi itu dengan bahasanya yang halus dan sikap orang kelas atas meminta maaf kepada petani yang buta huruf ini, dan berusaha menyelesaikan masalah seperti layaknya dua orang yang beradab.


Tetapi, setelah percakapan singkat, petani ini dibingungkan oleh tutur kata manis si tamu dan bergegas kembali ke rumah, bersembunyi di balik pintu yang terkunci rapat. Sambil berdiri di halaman depan, si murid dengan sopan menjelaskan maksudnya, namun karena tidak memahami satu pun tutur kata halus tersebut, si petani merasa bingung dan tersinggung dan dengan keras menolak untuk bertemu dengan tamu itu.


Setelah seharian penuh berusaha tanpa hasil, si murid merasa kelelahan dan frustasi. Dia pulang melaporkan kegagalannya.


"Kamu berdua berasal dari dua tingkatan yang amat berbeda, " Confusius tersenyum penuh arti dan dengan tenang berkata, " Usahamu untuk berunding dengan petani itu seperti menyajikan makanan yang mahal dan lezat pada seekor sapi atau memainkan sebuah musik yang digarap dengan cantik pada seekor ayam. Mereka tidak dapat menghargai atau bahkan memahaminya sama sekali".


Keesokan paginya, Confusius mengutus perawat kudanya untuk mengatasi masalah ini. Setelah melakukan percakapan singkat, si petani dengan gembira menerima syarat-syarat tersebut dan mengembalikan kuda itu.



Orang yang berbeda memilik kemampuan yang berbeda. Hanya orang bijaksanalah yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan ini dengan tepat. Karena perbedaan latar belakang mereka, bahasa halus murid yang berpendidikan itu tidak di pahami oleh si petani yang tidak berpendidikan. Meskipun jika murid itu menggunakan dialek yang kasar, yang mungkin dianggap sang petani sebagai penghinaan, petani tersebut tidak akan merasa nyaman berkomunikasi dengannya.


Lalu mengapa Confusius tidak mengutus perawat kuda sejak mula ?. Karena ia mengerti kalau muridnya yang berpendidikan, dalam keangkuhannya, akan merasa tersinggung jika ia sebagai seorang pria yang berpendidikan dan berkemampuan, tidak di utus. Confusius juga melihat bahwa, setelah si murid gagal dalam misinya, keberhasilan si perawat kuda akan jauh lebih dihargai oleh murid-murid yang lain.


Orang yang bijaksana itu melihat bahwa para murid dan pelayannya akan sama memperoleh keuntungan dari pengalaman tersebut.


*Sumber : Wisdom's Way "101 Kisah Kebijakan Cina", oleh : Walton C. Lee *


HANYA ADA SATU BUMI


Di jagat raya ini terdapat sebuah planet biru berkilauan indah.

Itulah Bumi, tempat kita semua berpijak dan bernaung. Tangan-tangan Sang Maha Pencipta telah membentuk planet ini begitu cantik; tertimbang seimbang di gugusan bintang-bintang; dan terukur tepat di gerak derap sang waktu.


Kehidupan tumbuh dan gugur silih berganti semenjak lima puluh milyar tahun kelahiranmatahari; sebuah evolusi yang panjang, rapi dan berhati-hati.

Planet elok dan jagat raya yang agung; semua itu hanya demi kehidupan manusia, maha karya yang menyimpan cahaya-Nya, yang diturunkan dua juta tahun lalu di Bumi ini. Sedangkan kini matahari masih menyisakan lima milyar tahun ke depan sebelum mendidihkan air di penjuru galaksi.
Perjalanan manakah yang kau kan tempuh, wahai manusia?


Kita dapat melakukan perjalanan akbar ke angkasa menembus gelapnya alam raya; menyentuh tepiannya yang tak terbatas. Atau, perjalanan agung ke dalamn diri sendiri menerobos kelamnya sang Aku; menyentuh cahaya gemilang yang ditiupkan Sang Maha Pencipta. Perjalanan manapun yang kita pilih, kita semestinya disadarkan bahwa tiada segala sesuatu ini tercipta tanpa rahmat dan cinta kasih yang melimpah-ruah.

Karena itu, sesama kaki yang berpijak di bumi, sesama kepala yang menjulang ke langit, tiada benang pengikat yang pantas ditambatkan selain hidup saling memberi dan menerima; saling mengasihi.

Hanya Perlu Dua Potong Kulit Saja


Seorang Maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "Ternyata jalan-jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya."



Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik.


Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap Maharaja.


Ia berkata pada Maharaja, "Wahai Paduka, mengapa Paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang Paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi telapak kaki Paduka saja."



Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut "Sandal".


Pojok Renungan:

Seringkali kita berharap dapat mengubah seluruh dunia beserta isinya, namun sesungguhnya yang diperlukan hanyalah mengubah diri kita sendiri.


(adaptedfrom The Song of Birds - Anthony de Mello)

Wednesday, November 21, 2007

Nasib itu Berada di Tangan Sendiri


Di zaman dahulu ada seorang Jendral dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak. Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar kalau-kalau akan menderita kekalahan.


Dalam perjalanan menuju medan perang, Jendral itu berhenti di sebuah altar vihara. Ia sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa. Sedangkan prajuritnya menanti di luar vihara dengan harap-harap cemas.


Tak lama kemudian, sang Jendral keluar dari vihara.Ia berteriak pada seluruh pasukannya, "Kita telah mendapat petunjuk dari langit." Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata, "Sekarang, kita lihat apa kata nasib.


Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul, maka kita akan menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantungpada nasib."Jendral lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putardi udara. Lalu jatuh berguling-guling di tanah. Seluruh pasukan mengamati apa yang muncul. Setelah agak lama menggelinding ke sana-kemari, koin itu terhenti.

Dan yang muncul adalah KEPALA.

Kontan seluruh pasukan berteriakkesenangan. "Hore..! Kita akan menang. Nasib berpihak pada kita, Ayo serbu dan hancurkan musuh. Kemenangan telah pasti."


Dengan penuh semangat Jendral dan pasukan itu bergerak menuju medan perang.Pertempuran berlangsung dengan sengit. Ternyata dengan keyakinan dan tekad yang membaja akhirnya musuh yang tak terhingga banyaknya dapat dikalahkan.Jendral dan seluruh pasukannya betul-betul senang.

Seorang prajurit berkata,

"Sudah kehendak langit, maka tak ada yang bisa mengubah nasib."


Sesampai di ibu kota mereka disambut meriah oleh seluruh penduduk. Raja pun terkagum-kagum mendengar kisah peperangan yang dashyat itu. Beliau bertanya pada sang Jendral bagaimana ia mampu mengobarkan semangat pasukannya hingga begitu gagah berani.

Sang Jendral kemudian menyerahkan koin emasnya pada Raja sambil berkata, "Paduka, inilah yang memberikan mereka nasib baik."

Raja menerima dan mengamati koin emas itu yang ternyata kedua sisinya bergambar: KEPALA..!


Pojok Renungan:

Langit adalah adil, dan tidak ada orang yang dikecualikan. Yang bisa menolong dirimu adalah dirimu sendiri.
(adapted from The Book of ZEN - Freedom of The Mind" - Tsai Chih Chung)

Tuesday, November 20, 2007

Apakah musuh utama pohon?


Ketika manusia mulai pandai melebur biji besi menjadi batang besi, lalu menempa dan membentuk lempengan, kemudian mengasahnya menjadi sebilah mata kapak yang tajam; ketika itulah pohon-pohon di dunia mulai khawatir akan nasib mereka.


Pohon-pohon melihat semakin hari semakin banyak kerusakan yang diperbuat oleh manusia dengan kapak-kapaknya. Berbondong-bondong manusia memanggul kapak memasuki hutan dan menebangi pohon-pohon.

Apa jadinya bila dunia tanpa hutan yang lebat?

Apa jadinya bila dunia tanpa pohon.

Namun pohon tak bisa berbuat banyak. Pohon hanya bisa menitikkan airmata dan geram saat memandang satu-per-satu pohon lain bertumbangan akibat dikapaki oleh manusia-manusia.

Kerusakan pohon sudah sedemikian dashyatnya.

Kini hanya tertinggal sebatang pohon di hutan itu yang merintih, "Oh,mengapa manusia menciptakan kapak yang digunakan untuk menebangipohon-pohon?

Sungguh kejam kapak itu."


Rintihan itu terdengar oleh seorang penebang yang menjawabnya sambil tertawa-tawa, "Ha..ha..ha.. wahai pohon lihatlah, sebilah mata kapak ini takkan bisa melukaimu begitu parah bila tak dilengkapi dengan pegangan yang terbuat dari kayu yang kuat.

Sadarkah kau bahwa kayu itu berasal dari pohon- yaitu dirimu sendiri!"


Pohon, "Haaah..???"


Pojok Renungan:

Ketidakbahagiaan dapat ditelusuri ke dalam diri sendiri. Dan kenyataannya seringkali musuh terbesar seseorang justru adalah dirinya sendiri.

(Adaptedfrom The Illustrated Heart Sutra - Tsai Chih Chung)