Myspace Backgrounds

Friday, September 28, 2007

Kurir Istimewa


Suasana hari Jumat di sebuah kantor, tampak sebagian karyawan kurang bersemangat. Hal ini disebabkan karena sudah dekat waktunya para pegawai libur akhir pekan.


Hari itu, office boy kantor tersebut, tiba-tiba tidak masuk kerja. Padahal, ada kebutuhan mendesak untuk mengirim sejumlah dokumen penting ke relasi di luar kota, yang biasanya dikerjakan oleh si office boy tersebut. Demi menghemat waktu, maka kantor itu memutuskan menggunakan jasa kurir untuk mengirim dokumen penting tersebut.


Tak lama menunggu, nampak seseorang dari perusahaan jasa kurir yang ditugaskan datang untuk mengambil dokumen itu. Namun, sungguh pemandangan yang mengagetkan. Kurir yang datang adalah seorang yang cacat. Ia tidak mempunyai kaki. Kedua penyangga tubuhnya buntung hingga sebatas lutut. Untuk berjalan, ia menggunakan bantuan papan yang diberi roda kecil untuk menopang tubuhnya. Dengan papan itu, ia bisa berjalan sambil mengayunkan tangan. Papan itu juga berfungsi untuk menaruh barang yang akan dikirimkan oleh pelanggan jasa kurir tempatnya bekerja.


Melihat kondisi sang kurir, orang-orang di kantor itu spontan keheranan. Ada yang merasa kasihan, namun ada pula yang mengungkapkan kejengkelannya. Jengkel pada perusahaan kurir, mengapa orang cacat yang dikirim untuk tugas seperti itu. Namun, mereka juga merasa kasihan melihat perjuangan si cacat karena harus bersusah payah demi hidupnya.


Tapi, rasa kasihan itu segera berubah menjadi rasa kagum sekaligus hormat. Rasa itu muncul ketika salah satu pegawai menawarkan bantuan untuk mengambilkan dokumen yang akan dikirim yang kebetulan masih berada di lantai dua.
“Mas, tunggu disini saja, biar saya yang ke atas menggambilkan dokumennya untuk Mas…. Kasihan kan, mas harus mengambil ke lantai dua,” sebut pegawai itu.
“Jangan ..jangan Pak. Biar saya sendiri yang mengambil ke atas. Sudah biasa kok. Tak perlu merepotkan Bapak. Tapi, terima kasih atas kebaikannya,” jawab kurir itu.
“Nggak kok…tidak apa-apa. Tidak merepotkan. Mas tunggu di sini saja, sebentar lagi saya ambilkan ke atas...,” sergah si pegawai.
“Maaf Pak. Bukan saya tidak mau dibantu. Tapi ini sudah tugas saya, dan saya juga sudah biasa kok. Lagipula, kalau setiap orang membantu saya, malah saya nanti jadi pemalas dan tidak bisa berbuat apa-apa karena terbiasa menggantungkan diri pada bantuan orang lain,” sebutnya lugu, tanpa bermaksud mengada-ada.
Setelah itu, tak lama ia pun segera memulai aksinya mengayunkan tangan dengan lincah, mendorong tubuhnya menaiki tangga satu persatu.


Pegawai yang menyaksikan kejadian itu pun terdiam dalam kekaguman. Orang cacat itu telah memberi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Meskipun cacat, dia tidak ingin dikasihani. Meski punya kekurangan, dia memiliki semangat juang yang luar biasa untuk bekerja dan mandiri.


Kejadian itu, sungguh membuat sebagian pegawai yang tadinya bermalas-malasan merasa malu. Sebab, mereka yang bertubuh normal merasa kalah semangatnya dengan orang yang bertubuh cacat. Maka, semua pekerja di kantor itu pun segera bergegas untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya, kali ini dengan semangat yang menggebu-gebu.


Pembaca yang berbahagia,

Pada kondisi dan hal-hal tertentu, mungkin kita membutuhkan bantuan orang lain. Bahkan, kita tidak bisa hidup tanpa adanya orang lain. Sebab, kehidupan di antara manusia merupakan hidup saling ketergantungan satu sama lain.

Namun, kita akan menjadi lemah kalau kita hidup hanya dengan menunggu, apalagi menggantungkan belas kasihan orang lain.
Ingat!


Jati diri manusia ditandai dengan keberanian bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Maka, bagaimanapun dan apapun kondisi kita saat ini, kita harus mampu belajar dan membangun sikap mental kemandirian. Dengan begitu, keberadaan kita di dunia ini akan mempunyai nilai tersendiri.


see other article by clicking on :
http://djodiismanto.blogspot.com/


source Andrie Wongso

www.andriewongso.com

Thursday, September 27, 2007

Mari kita lebih peduli pada nasib Bumi kita !


Mari kita lebih peduli pada nasib Bumi kita !

Save the Nature, Save the Earth !!!
Harta Karun untuk Semua

Hari ini kiriman buku yang saya pesan dari Amazon.com datang. Ada satu buku yang langsung saya sambar dan baca seketika. Judulnya: "Stuff - TheSecret Lives of Everyday Things". Buku itu tipis, hanya 86 halaman, tapi informasi di dalamnya bercerita tentang perjalanan ribuan mil dari mana barang-barang kita berasal dan ke mana barang-barang kita berakhir.

Dimulai sejak SD, saat saya pertama kali tahu bahwa plastik memakan waktu ratusan tahun untuk musnah, saya sering merenung: orang gila mana yang mencipta sesuatu yang tak musnah ratusan tahun tapi masa penggunaannya hanya dalam skala jam-bahkan detik? Bungkus permen yang hanya bertahan sepuluh detik di tangan, lalu masuk tong sampah, ditimbun di tanah dan baru hancur setelah si pemakan permen menjadi fosil.

Sukar membayangkan apa jadi nya hidup ini tanpa plastik, tanpa cat, tanpa deterjen, tanpa karet, tanpa mesin, tanpa bensin, tanpa fashion.

Dan sebagai konsumen dalam sistem perdagangan modern, sejak kita lahir rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala sesuatu yang kita konsumsi telah diputus. Kita tidak tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke mana kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi, berapa banyak pohon yang ditebang untuk koran yang kita baca setengah jam saja, beban polutan yang diemban baju-baju semusim yang kita beli membabi-buta.

Untuk aktivitas harian yang kita lewatkan tanpa berpikir, yang terasawajar-wajar saja, pernahkah kita berhitung bahwa :
Untuk hidup 24 jam kita bisa menghabiskan sumber daya Bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri?
Untuk menyiram 200 cc air kencing, kita memakai 3 liter air.
Untuk mencucisecangkir kopi, kita butuh air sebaskom.
Untuk memproduksi satu lapis daging burger yang mengenyangkan perut setengah hari dibutuhkan sekitar2,400 liter air.

Produksi satu set PC seberat 24 kg yang parkir di atas meja kerja kita menghasilkan 62 kg limbah, memakai 27,594 liter air, dan mengonsumsi listrik 2,300 kwh. Bagaimana dengan chip kecil yang bekerja didalamnya?
Limbah yang dihasilkan untuk memproduksinya 4,500 kali lipat lebih berat dari pada berat chip itu sendiri.
Mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi.Kita bisa frustrasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup yang tak bisa dikompromi, kita bisa juga semakin apatis karena tidak mau pusing.Yang jelas, sesungguhnya ini adalah pengetahuan yang sudah saatnya dibuka.

Pelajaran Ilmu Alam, selain belajar penampang daun dan membedah jantung katak, dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu dan hilir daribenda-benda yang kita konsumsi, sehingga tanggung jawab akan alam ini telah disosialisasikan sejak kecil.
Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki gedung Plaza Medan Fair empat lantai, Pasar Baru, atau berjalan-jalan ke Gasibu pada hari Minggu di mana ada lautan PKL: tidakkah semua baju dan barang-barang itu mampu memenuhi kecukupan penduduk satu kota ? Tapi kenapa barang-barang ini tidak ada habisnya diproduksi? Setiap hari selalu ada jubelan pakaian baru yang menggelontori pasar.

Pernahkah kita merenung, saat kita memasuki hypermarket dan melihat ratusan macam biskuit, ratusan varian mie instan, dan ratusan merk sabun: haruskah kita memiliki pilihan sebanyak itu?
Pernahkah kita merenung, apa yang kita inginkan sesungguhnya jauh melebihi apa yang kita butuhkan?Atas nama kecukupan, satu manusia bisa hidup dengan lima pasang baju dalam setahun, bahkan lebih. Atas nama fashion, jumlah itu menjadi tidak berbatas. Atas nama kebutuhan, satu manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan panganan dalam sehari. Atas nama selera dan nafsu, seisi Bumi tidak akan sanggup memenuhi keinginan satu manusia.

Permasalahan ini memang bisa dilihat dari berbagai kaca mata. Seorang ekonom mungkin akan menyalahkan sistem kapitalisme dan globalisasi. Seorang sosialis akan mengatakan ini masalah distribusi dan pemerataan. Tapi jika kita runut, satu demi satu, bahwa Bumi adalah kumpulan negara, negara adalah kumpulan kelompok, dan kelompok adalah kumpulan individu, permasalahan ini akan kembali ke pangkuan kita. Dan kesadaran serta kemauan kitalah yang pada akhirnya akan memungkinkan sebuah perubahan sejati.

Belum pernah dalam sejarah kemanusiaan keputusan harian kita menjadi sangat menentukan. Tidak perlu menunggu Amerika menyepakati protocol Kyoto, tidak perlu juga menunggu penjarah hutan tertangkap, setiap langkah kita-memilih merk, kuantitas, tempat, gaya hidup-adalah pilihan politis dan ekologisyang menentukan masa depan seisi Bumi.

Saya belum bisa mengorbankan komputer karena itulah instrumen saya bekerja,tapi saya bisa lebih awas dengan jam penggunaan dan mematikannya jika tidak perlu. Saya belum bisa mengorbankan kebutuhan akan informasi, tapi saya bisa memilih membaca berita lewat internet atau membaca koran di tempat publik ketimbang berlangganan langsung. Bagaimana dengan fashion?

Di dunia citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak tampil di mukapublik, saya pun belum bisa mengorbankan keperluan fashion (baca: membeli busana lebih sering dari yang dibutuhkan), tapi saya bisa membuat komitmen dengan lemari pakaian, yakni baju yang saya miliki tidak boleh melebihi kapasitas lemari saya. Jika lebih, maka harus ada yang keluar. Dan bulan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa ada baju yang tidak saya pakai setahun lebih atau baju yang cuma sekali dipakai dan tak pernah lagi. Bukan cuma baju, ada juga buku, pernik rumah, alat dapur, bahkan sabun dan sampo yang utuh tak disentuh.

Alhasil, dalam rumah saya ada semacam peti-peti 'harta karun', yang berisikan barang-barang yang harus keluar dari peredaran, karena jika dipertahankan hanya menjadi kelebihan tanpa lagi unsur manfaat. Harta karun ini lantas harus dicarikan lagi outlet untuk penyaluran.

Pada waktu perayaan 17 Agustus, di kompleks saya diselenggarakan bazaar.Para warga menyewa stand untuk berjualan. Saya ikut berpartisipasi, dan sayalah satu-satunya penjual barang bekas di antara penjual barang-baru baru. Karena bukan demi cari untung, barang-barang itu saya lepas denganharga sangat murah. Yang membeli bukan cuma warga kompleks, tapi juga dari kampung sekitar.
Hari pertama, saya sudah kehabisan dagangan. Terpaksa saya mengontak saudara-saudara saya yang barangkali juga punya barang bekas untuk disalurkan. Sama dengan saya, mereka pun punya timbunan harta karunyang entah harus diapakan.
Stand saya menj adi salah satu stand paling laris selama bazaar berlangsung. Dan kakak saya terkaget-kaget dengan penghasilanyang ia dapat dari tumpukan barang yang sudah dianggap sampah.

Berjualan di bazaar tentu bukan satu-satunya jalan, ada aneka cara kreatif lain untuk memanfaatkan harta karun kita, termasuk juga disumbangkan ..Namun yang lebih sukar adalah memulai membuat komitmen-komitmen pembatasan diri.
Berkomitmen dengan rak buku, dengan lemari pakaian, dengan rak kamar mandi, dengan laci dapur, dan pada intinya... dengan diri sendiri. Siapkah kita menentukan batasan dan berjalan dalam koridor itu? Dan, yang lebih susah lagi, adalah pengendalian diri dari awal bersua aneka pilihan yang membombardir kita setiap hari, lalu sadar dan mawas akan rantai sebab-akibat yang menyertai pilihan kita. Membuka diri untuk info dan pengetahuan ekologi adalah salah satu cara pembekalan yang baik.Walaupun sekilas tampak merepotkan dan bikin frustrasi, tapi kantong kresekyang kita buang t adi pagi tidak akan hilang oleh sihir, dan hamburger yangkita makan tidak dipetik dari pohon. Rantai yang menyertai barang-barangitu tidak akan hilang hanya karena kita menolak tahu.

Banyak orang yang berkomentar pada saya, " Aduh , Kamu bikin hidup tambah susah saja." Dan mereka benar. Hidup ini tak mudah. Untuk itu kita justru harus belajar menghargai setiap jengkalnya. Memilih hidup yang lebih sederhana, hidup dengan tempo yang lebih pelan, hidup dengan pengasahan kesadaran, tak hanya membantu kita lebih eling dan terkendali, tapi juga membantu Bumi ini dan jutaan manusia yang dijadi kan alas kaki oleh industri demi pemenuhan nafsu konsumsi kita sendiri.

Lingkaran setan? Ya. Tapi tidak berarti kita tak sanggup berubah.Selama ini kita adalah pembeli yang berlari. Dalam kecepatan tinggi kitabertransaksi, sabet sana sabet sini, tanpa tahu lagi apa yang sesungguhnya kita cari.
Berhentilah sejenak.
Marilah kita berjalan.

oleh Dewi Lestari

Inspired by Mr. A.Soeghandi Noezar

Wednesday, September 26, 2007

Antara TDA dan TDB



Ada pendapat baru tentang arti dari TDA dan TDB.
Jelas dan gamblang bahwa jawaban yang diberikan adalah bahwa TDA = Tangan Di Atas = Pengusaha, sedangkan TDB = Tangan Di Bawah = Karyawan.


Yang menggelitik perasaan saya adalah, apa iya setiap karyawan itu sudah pasti “Tangan Di Bawah”?


Menurut pengertian umum, “tangan di bawah” mengandung arti “tangan yang menerima” dan bukan “tangan yang memberi”. Arti sebaliknya berlaku bagi “tangan di atas”. Dalam pengertian yang lebih luas, sering diartikan bahwa orang yang “tangan di bawah” adalah mereka yang kehidupannya lebih tergantung dari pemberian orang lain.
Ekstrimnya, kaum tangan di bawah adalah mereka yang nasibnya lebih bergantung pada belas kasihan orang lain. Mudah-mudahan pengertian ini tidak terlalu salah, atau melenceng terlalu jauh dari arti sesungguhnya.



Nah sekali lagi, timbul pertanyaan, apa benar seorang karyawan sudah pasti “TDB”, dan hidupnya mesti bergantung pada orang lain yang namanya majikan?



Menurut saya, seorang karyawan akan menjadi “TDB” atau tidak, sama sekali tergantung dari paradigma yang ada di kepalanya saat menjalankan hajat hidupnya sebagai karyawan. Paradigma itulah yang nanti akan menyebabkan dia menjadi “TDB” atau bukan. Jadi, tidak selamanya yang disebut karyawan, pegawai, orang gajian atau apa pun namanya, menjadi “TDB” karena bekerja terhadap majikan.



Ada 3 (tiga) jenis paradigma di benak karyawan,
yaitu pertama: yang bersangkutan cenderung kurang menghargai hubungan kerja, kedua : menghargai hubungan kerja secara berlebihan,
dan yang ketiga : menghargai hubungan kerja secara wajar sambil menempatkan diri sejajar, setara, sederajat atau setingkat terhadap majikan, dengan tujuan menjaga unsur keseimbangan yang saling menguntungkan.



Ketiga jenis sikap di atas, akan melahirkan tipe-tipe karyawan yang dapat kita kenali dari sepak terjangnya dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari:


1) Tipe Petualang.
2) Tipe Pengabdi.
3) Tipe Mitra.


TIPE PETUALANG
Karyawan jenis ini condong memperlakukan perusahaan tempat ia bekerja hanya sebagai obyek yang bisa dikendalikan sesuka hati, atau sebagai tambang emas yang bisa digali dan dikeruk isi perutnya sepuas-puasnya. Yang termasuk dalam katagori tipe petualang antara lain mereka yang bekerja untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dan melakukannya secara “hantam kromo”, tidak peduli halal atau tidak, yang penting duit! Sehingga terjadilah peristiwa-peristiwa tidak terpuji seperti korupsi materi, korupsi waktu, penggelapan bahkan pencurian dan lain sebagainya. Sering bolos untuk menjalankan usaha sampingan, juga termasuk dalam golongan ini.


Demikian juga dengan tipe Kutu Loncat. “Kutu loncat” adalah mereka yang selalu berpindah-pindah kerja dari satu perusahaan ke lain perusahaan, tergantung dari pihak mana yang menurutnya lebih baik dalam hal memberi kedudukan dan uang. Dengan sendirinya, mereka mudah “dibajak” dengan iming-iming gaji besar.


Tipe petualang tidak termasuk dalam dikotomi TDA vs TDB.


TIPE PENGABDI
Sementara itu, sebagian orang berpikiran bahwa kerja pada majikan, sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah rumah tangga. Mereka berpendapat, dari situlah dapur bisa berasap sehingga semua anggota keluarga bisa makan dan roda kehidupan berputar dengan wajar. Dengan anggapan ini, mereka selalu mendambakan sebuah pekerjaan yang tenang tenteram, dan bisa dijadikan tumpuan selama hidup.


Maka orang-orang jenis ini akan terlihat bekerja sehari-hari secara cukup tekun, cukup rajin, tidak terlalu banyak menuntut dan sebaliknya juga tidak terlalu keras bekerja demi karir. Karena sangat menyenangi ketenangan kerja dalam lingkup tanggung jawab terbatas, mereka tahan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang “itu-itu” juga, dalam suasana yang monotone tanpa perubahan apa pun.



Pada peristiwa PHK, orang-orang ini akan menjadi sangat panik, karena sesuai dengan jalan pikiran mereka, PHK akan menyebabkan rumah tangga porak-poranda. Dapur akan kehilangan asapnya, sumber makan keluarga akan terhenti, anak-anak terlantar dan tidak terbayang kegiatan apa yang bisa mereka lakukan setelah berhenti dari pekerjaan sekarang.



Tipe pengabdi inilah yang pada umumnya menganggap majikan sebagai dewa penolong kehidupan, sehingga merasa bahwa posisi mereka ada di bawah posisi majikan. Merekalah yang mengganggap diri mereka sendiri sebagai “TDB” alias tangan di bawah.



TIPE MITRA

Seorang karyawan yang membangun hubungan kerja berdasarkan falsafah kemitraan, akan mempunyai perilaku yang sama sekali berbeda dibanding mereka yang menganut falsafah kerja petualang atau pengabdian semu. Di sini, karyawan penganut kemitraan menganggap perusahaan majikan sebagai amanah yang harus dijaga, dipelihara, dibina serta dikembangkan dengan penuh tanggung jawab. Sehingga tidak pernah selintas pun timbul pikirannya untuk melakukan korupsi, penggelapan serta hal-hal lain yang tak terpuji.


Di lain pihak, ia juga tidak pernah menganggap majikan sebagai dewa penolong yang memberinya penghidupan, karena ia sadar bahwa apa yang diterimanya dari sang majikan merupakan timbal balik dari jasa-jasa, kepiawaian, energi, waktu serta profesionalisme yang ia dedikasikan kepada perusahaan.



Dalam hal ini, paradigma karyawan tersebut sudah menerapkan konsep “True Salesmanship” yang berbasiskan pemikiran kerjasama saling menguntungkan. Sebuah transaksi yang didasarkan atas jual-beli berprinsip “Win-win solution”, di mana semua pihak diuntungkan, semua pihak berbahagia dan tidak ada pihak yang dirugikan atau teraniaya. Oleh sebab itu, sosok seperti ini tidak dapat digolongkan dalam profil “TDB”, melainkan “TDA” bersama-sama dengan majikannya.



Dengan konsep pemikiran seperti itu, secara sadar atau tidak, unsur kewirausahaan sudah cukup dominan dalam sepak terjang karyawan tipe ini. Maka tidaklah mengherankan, kalau pada suatu saat nanti, karyawan tipe mitra akan muncul secara surprise, sebagai seorang wirausahawan tangguh.


Himbauan saya bagi teman-teman yang merasa “TDB”, dan merasa masih agak terlalu jauh untuk sampai di tatanan wirausahawan mandiri, ada satu langkah awal yang cukup efektif, yaitu merubah paradigma dari seorang karyawan yang “TDB”, menjadi karyawan yang “TDA”. Insya Allah, setelah itu jalan menuju kemandirian akan lebih terbuka.




Rusman Hakim
Pengamat Kewirausahaan
E-mail: rusman@gacerindo.com

Tuesday, September 25, 2007

Kambing Hitam


Kita hidup dalam suatu masyarakat yang suka mencari “kambing hitam”, dan salah satu kalimat favorit kita adalah: “Itu bukan salahku.”


Seorang pria berkata, “Aku adalah seorang yang cepat marah karena aku dibesarkan oleh seorang ayah yang pemarah bahkan suka memukul ibuku.” Seorang wanita berkata, “Sudah dua tahun aku merasa depresi seperti ini karena suamiku berpindah cinta ke lain hati.”


Seorang tenaga penjual berkata, “Aku selalu gagal mencapai target karena kondisi ekonomi kita yang masih terpuruk.” Seorang pemuda berkata, ”Aku gagal menyelesaikan kuliah karena aku lahir dari keluarga yang tidak punya.”


Masing-masing kalimat di atas menyalahkan pihak yang sama yakni si “kambing hitam.” Ada kambing bernama ayah, ada kambing bernama suami, ada kambing bernama ekonomi dan ada kambing bernama keluarga. Pada intinya masing-masing menyatakan hal yang sama, yakni bahwa “kemalangan yang menimpa aku bukan salahku. Aku hanya pihak yang manjadi korban.”


Sejak masih duduk di bangku SMA saya sudah giat mencari tahu apa yang membuat seseorang berhasil dan yang lain gagal. Apa yang membuat seseorang bahagia dan yang lain berduka. Dari semua orang yang saya temui, buku yang saya baca dan sumber informasi lainnya, saya sampai pada kesimpulan ini:


“Alasan utama kegagalan seseorang adalah karena ia tidak mengambil tanggung jawab atas kesuksesan dan kebahagiaannya sendiri. Ciri-ciri orang seperti ini adalah suka menyalahkan orang lain, keadaan atau masa lalu.”


Ketika Anda mengatakan “Ini bukan salahku,” sadar atau tidak, Anda sedang mengirim pesan kepada otak, dan otak Anda akan menerjemahkan pesan itu menjadi, “Aku tidak bertanggung jawab atas semua kemalangan ini.” Pada detik otak menangkap kesimpulan itu, pada detik yang sama potensi dan kreativitas Anda rontok dan langsung terkunci.


Akibatnya, Anda akan terterangkap dalam lumpur kesedihan dan kemalangan yang berkepanjangan. Dengan berlalunya waktu, Anda bukan mengalami pemulihan. Sebaliknya Anda akan “mengasihani diri” dan menjadi semakin terpuruk. Bila Anda tidak berlatih untuk mengambil kembali tanggung jawab itu, dapat dipastikan bahwa Anda akan mati dalam kesedihan dan kemalangan tak berujung!


Bagaimana dengan Anda? Mungkin saat ini Anda mempunyai alasan-alasan yang sah untuk merasa marah atau menangis. Anda mungkin telah melewati hal-hal yang tidak layak diterima dalam kehidupan ini. Mungkin Anda secara fisik, verbal, seksual, atau emosional pernah dilecehkan. Mungkin Anda telah bergumul untuk menangani suatu penyakit kronis atau masalah jasmani lainnya yang menurut dokter tidak dapat dipulihkan. Mungkin seseorang mengambil keuntungan dari Anda dalam bisnis dan Anda jatuh miskin.


Saya tidak bermaksud merendahkan pengalaman-pengalaman menyedihkan itu, tetapi jika Anda ingin hidup dalam kemenangan, Anda tidak dapat membiarkan kejadian-kejadian itu mengendalikan pilihan-pilihan hidup Anda di hari ini. Anda harus bangkit dan memutuskan untuk berhenti menjadi korban keadaan. Anda harus bangkit dan berkomitmen untuk menolak menjadi korban masa lalu. Ingat, solusi terhadap masalah yang kita alami seringkali tidak terletak pada kambing hitam (baca: di luar diri), melainkan di dalam diri ini.


Sebagai latihan, sebanyak tiga kali dalam sehari (pagi, siang, malam), katakan pada diri Anda kalimat ajaib ini: “Kesuksesanku dan kebahagiaanku adalah tanggung jawabku. Bukan keadaan dan bukan juga orang lain.” Ketika otak menerima pesan yang terkandung dalam kalimat tersebut, secara otomatis potensi dan kreativitas Anda akan keluar. Pada saat itulah Anda akan mengalami apa yang dinamakan “pencerahan”. Hasilnya, hati yang terluka mulai pulih, jiwa yang tertekan mulai bangkit dan wajah yang murung kembali bersinar. Cobalah dan buktikan sendiri!


Sukses untuk Anda !

Eloy Zalukhu ( www.eloy-zalukhu.com )






Monday, September 24, 2007

Pengemis dan Nasi Bungkus


Ada sebuah kisah menarik tentang tiga orang pengemis yang sedang tiduran di emperan sebuah toko. Karena hari begitu malam dan disertai hujan yang sangat lebat. Membuat mata mereka begitu mengantuk. Akhirnya mereka tertidur lelap. Esok hari ketika mereka bangun. Mereka dikejutkan karena disamping mereka sudah ada tiga bungkus nasi yang masih hangat. Entah siapa yang meletakkan nasi tersebut. Yang penting bagi mereka itu adalah karunia dari tuhan.


Pengemis pertama merasa senang luar biasa. Dan tanpa basa basi. Dia langsung menyantap hidangan pagi itu. Ketika perut sudah kenyang. Dia pun kembali lagi tidur.

Pengemis kedua merasa senang juga. Tapi dia terus bertanya dalam hati siapakah yang bermurah hati mau memberi mereka rejeki di pagi hari ini. Dia pun melihati nasi tersebut. Isinya pun sederhana sekali. Hanya satu butir telur dan sedikit sayuran. Dan dia bertanya dalam hati, kok bukan ayam. Memberikan rejeki kok tanggung-tanggung. Sambil terus bertanya dia pun menghabiskan nasi tersebut.

Lain halnya dengan pengemis ketiga. Dia memang senang tapi ditahannya terlebih dahulu. Sambil mengambil posisi berdoa, dia pun mengucap syukur kepada Tuhan. Karena sudah diberi sebuah karunia di pagi hari ini. Dan dia mendoakan semoga yang memberikan nasi ini diberikan rejeki yang berlebih. Terakhir barulah dia makan nasi terebut dengan lahap.


Bila anda disuruh memilih, dari ketiga pengemis tersebut mana yang paling anda sukain? Pasti jawaban anda adalah pengemis ketiga. Cerita diatas mengajarkan kita bagaimana kita perlu bersyukur pada saat menerima pemberian orang. Saat si pengemis ketiga, menerima bahwa nasi tersebut adalah rejeki bagi dia. Maka hal yang pertama dia lakukan adalah BERSYUKUR... ......Lalu dia pun berdoa. Semoga yang memberikan rejeki bagi dia, dilipat gandakan rejekinya. Dan terakhir baru dia bisa menikmati rejekinya. Menurut orang bijak, yang membuat kita banyak tenggelam dalam derita adalah, kurang terampilnya kita mensykuri nikmat.


Langkah bersyukur ini menjadi kunci pokok, bila kita mau mengaktifkan attractor faktor kita. Marilah kita nikmati karunia Tuhan dengan penuh kesyukuran. Selain akan menjadi amal, karunia tersebut akan mewarnai hidup kita dengan penuh kenikmatan dan kesyukuran. Setiap susah senang yang kita dapati, harus membuat kita lebih fokus lagi kepada Tuhan, bukan malah menjauhinya.



Daniel Kurniawan
[Mind Educator]
www.rumahmotivasi. com

Saturday, September 22, 2007

Cara Mudah Menjalani Kehidupan



"We spend too much time making a living and too little time making
and living. – Kita menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memenuhi
tuntutan kehidupan tetapi terlalu sedikit waktu untuk menikmati hidup
dan menjadikannya lebih berarti."
~ Rachei Dillon


Kita memang sering terjebak dengan bermacam kesibukan dan tak sempat
menikmati kehidupan ini atau menjadikannya lebih berarti. Sehingga
hidup ini serasa melelahkan. Untuk itu saya menulis sebuah buku yang
membahas solusi mempermudah kehidupan, berjudul Simplify Your Life
With Zen. Tidak saya sangka, para pembaca menyambut hangat kehadiran
buku tersebut.


Kemudian muncul banyak pertanyaan. Intinya mereka menanyakan apakah
mungkin kita menjalani kehidupan dengan mudah di jaman yang serba
sulit ini? Jawabnya kita sangat mungkin menjalani hidup dengan mudah,
asalkan kita memahami dan mengerti caranya.


Langkah pertama untuk menjalani kehidupan dengan mudah adalah
sesering mungkin bersyukur kepada Tuhan YME atas segala karunia yang
sedang kita nikmati saat ini. Jangan selalu berkeluh-kesah tentang
apa-apa yang tidak kita miliki. Banyak bersyukur kepada Tuhan YME
akan membantu kita mendapatkan optimisme dan semangat untuk
menjangkau impian yang belum berhasil kita wujudkan.


Rasa syukur terhadap Tuhan YME adalah sumber aura positif yang akan
tercermin dalam sikap dan kalimat-kalimat kita. Aura positif tersebut
merupakan magnet yang akan menarik segala sesuatu yang positif pula.
Sehingga hal itu akan sangat mempengaruhi tingkat mudah dan tidaknya
kita menjalani kehidupan ini.


Langkah kedua yang dapat memudahkan kita dalam menjalani kehidupan
ini adalah tidak memaksakan diri seperti orang lain. Berbesarlah hati
menerima bagaimanapun kondisi kita dengan segala tanggung jawab yang
harus kita jalankan. Itu bukan berarti kita tak berusaha untuk
mencapai hidup yang lebih baik, melainkan agar kita lebih mudah
memfokuskan diri hanya untuk menunaikan tanggung jawab sebaik mungkin
agar dapat menuai hasil semaksimal mungkin.


Sementara itu, sebagai manusia yang tak lepas dari kesalahan dan
kekurangan, dalam kehidupan sehari-hari sering pula terbersit pikiran
negatif. Jika hal itu terjadi, segeralah mengenyahkan pikiran negatif
yang terlintas di dalam benak kita, agar kita senantiasa melihat sisi
positif atau manfaat dibalik kejadian atau situasi yang sedang kita
hadapi. Karena pikiran negatif itu hanya akan membebani langkah kita
dalam menjalani kehidupan ini.


Kemudian belajarlah untuk ikhlas melepaskan apa yang sudah pernah
kita miliki, setelah kita puas berupaya maksimal. Hidup akan terasa
lebih ringan jika kita menerima penurunan kondisi fisik akibat
bertambahnya usia, penurunan omset bisnis akibat berbagai gejolak
krisis, berkurangnya respon dari orang lain karena sudah memasuki
masa pensiun, dan lain sebagainya. Hiduplah dalam realitas diri kita
dengan lapang dada, dan jangan menganggapnya sebagai coban hidup yang
berat. Dengan cara itu, hidup kita akan terasa lebih ringan dijalani.


Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi, kecuali perubahan
itu sendiri. Sehingga kita harus mempunyai kemauan untuk terus
belajar banyak hal melalui berbagai cara, misalnya lewat internet,
orang lain, seminar, buku dan lain sebagainya. Jika kita mempunyai
ilmu atau wawasan yang lebih luas, maka sikap kita akan lebih terbuka
dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan. Sehingga kita tak hanya
mudah menjalani kehidupan, melainkan menjadikan segala sesuatu dalam
kehidupan kita menjadi jauh lebih baik.


Faktor lain yang dapat meringankan langkah kita dalam menjalani
kehidupan ini adalah memiliki hubungan sosial yang baik dan luas.
Bahkan dikatakan bahwa dalam jaringan sosial yang baik dan luas
tersimpan berbagai peluang yang menguntungkan dan memungkinkan kita
untuk mewujudkan bermacam impian. Sehingga langkah lain yang harus
kita tempuh agar lebih mudah menjalani kehidupan ini adalah
menciptakan hubungan sosial yang baik dengan siapa pun dan tanpa
tendensi apa pun.


Sementara itu, luangkan waktu untuk bersama dan memberikan perhatian
kepada orang-orang tercinta. Curahan kasih sayang bersama orang-orang
tercinta dalam berbagai aktifitas sederhana sekalipun, misalnya; saat
makan, berkebun, bermain dengan anak-anak, membantu pasangan
menyelesaikan tugas, merupakan sumber kedamaian dan keteduhan.
Pengalaman menyenangkan selama beraktifitas dengan orang-orang
tercinta akan menjadi inspirasi dan semangat baru yang meringankan
langkah-langkah kita dalam menjalani kehidupan ini.


Jangan pula membiarkan stres atau depresi menggangu kesehatan dan
ketentraman hidup kita. Hal itu akan menjadikan kehidupan kita serasa
berat dan sulit. Oleh sebab itu, luangkanlah waktu untuk beribadah
mendekatkan diri kepada Tuhan YME atau bermeditasi untuk introspeksi
diri atau mengevaluasi langkah-langkah yang sudah kita lakukan.
Kekuatan spiritual merupakan sumber kedamaian dan kebahagiaan hakiki,
sehingga kita mampu bersikap lebih tabah, sabar, tenang dan optimis
dalam menjalani kehidupan dengan langkah-langkah yang lebih baik.


Sebenarnya masih banyak langkah-langkah memudahkan kita menjalani
kehidupan ini, yang secara garis besar menekankan pada keseimbangan
kekuatan intelegensi, emosional dan spiritual serta keseimbangan
pemenuhan kebutuhan materi, kesehatan, maupun hubungan sosial. Tetapi
bila kita konsisten hanya dengan melaksanakan ke-9 langkah di atas,
dipastikan kita dapat menjalani kehidupan ini dengan mudah. Lakukan
saja tanpa menunda, dan rasakan dalam waktu relatif singkat kehidupan
ini terasa jauh lebih mudah.[aho]


Sumber: Cara Mudah Menjalani Kehidupan oleh Andrew Ho. Andrew Ho
adalah seorang pengusaha, motivator, dan penulis buku-buku best

Jadilah Magnet Atas Suksesmu



"What you see in your mind, you're going to hold it in your hand"
(Bob Proctor)


Sekarang ini, di mana-mana begitu ramai dibicarakan The Secret, buku yang ditulis oleh penulis kelahiran
Australia Rhonda Byrne. Buku yang menggemparkan ini telah memopulerkan nama Rhonda Byrne dan menobatkan
dirinya menjadi salah satu perempuan berpengaruh di dunia saat ini.
Apakah yang menarik dari buku The Secret ini?


Intisari The Secret adalah The Law of Attraction atau hukum daya

tarik. Inti dari hukum daya tarik ini adalah like attract like.
Artinya, sesuatu akan menarik sesuatu yang mirip dengannya. Jadi,
saat kita memikirkan sesuatu, dikatakan bahwa kita sedang menarik
sesuatu itu ke arah diri kita.

Bayangkanlah seorang ibu yang seringkali mengalami kecopetan.
Masalahnya, setiap kali ke pasar, ia selalu membayangkan dan dihantui
bayangan para pencopet. Setiap kali mengalami kecopetan, ia semakin
ketakutan dan semakin membayangkan hal itu terjadi lagi berulang
kali. Pikiran si ibu itu menjadi magnet bagi para pencopet untuk
mendekatinya.


Di sisi lain, ada seorang mahasiswa teologi yang mengatakan saat

dirinya melancong ke luar negeri, ia tidak memiliki tabungan cukup
dan tidak kenal siapa pun. Modalnya hanya berdoa dan membayangkan
jalan mulus membentang di hadapannya. Anehnya, banyak kemudahan dan
jalan 'bantuan' datang menghampirinya saat ia membutuhkan.


Dalam hukum daya tarik ini, pikiran kita bereksistensi ibarat magnet.

Pikiran kita memiliki getaran frekuensi yang kita pancarkan ke
sekeliling kita. Akibatnya, getaran ini mulai memengaruhi lingkungan
sekitar kita dan mulai menarik alam semesta (universe) terkait
berbagai hal kembali kepada diri kita.

Jadi, kalau getaran frekuensi yang kita pancarkan merupakan getaran
kesuksesan dan kebahagiaan, alam semesta akan mengatur kesuksesan dan
kebahagiaan itu sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Sebaliknya,
bila yang kita pikirkan adalah marabahaya, maka kemungkinan besar hal-
hal yang tidak kita inginkan itulah yang bakalan menghampiri kita.


Mendukung mimpi


Seperti dikatakan DR.Joe Vitale, salah seorang pembicara dan penulis
yang turut memberikan kontribusi dalam buku The Secret, "Alam semesta
akan mulai mengatur dirinya, untuk membuat apa pun yang terpikirkan
olehmu, mulai termanifestasikan bagi dirimu".

Persis seperti pesan Sang Alkemis, novel spiritual
Paulo Coelho. Di
sana, dikisahkan tentang Santiago, seorang bocah penggembala domba
dari
Padang Andalusia, yang mengelana mewujudkan mimpi-mimpinya.
Pesan utamanya, "Orang yang meyakini seluruh mimpi-mimpinya, maka
seluruh alam semesta akan membantunya dalam mewujudkan mimpi-mimpi
itu menjadi kenyataan."

Bayangkan dengan mereka yang phobia dengan cecak dan takut kalau-
kalau ada cecak. Akibatnya, jutsru mereka 'menarik' cecak di mana-
mana. Demikian pula yang takut kegagalan, justru mereka menarik
energi kegagalan dalam diri mereka. Sebaliknya, kalau kita menarik
kekayaan, kesuksesan, uluran tangan, dan kebahagiaan, maka itulah
yang akan tertarik ke arah dirimu.

James Ray, salah satu pemikir terkenal dan kontributor buku ini
memakai metafora menarik. Bayangkanlah dunia ini seperti kisah lampu
Aladin dalam dongeng 1001 Malam. Bayangkan, saat dirimu membutuhkan
sesuatu dirimu tinggal menggosok lampunya, maka akan muncul jin ajaib
dan berkata pada Anda,
"Your wish is my command" (harapan Anda adalah
perintah untuk saya). Bayangkanlah alam semesta mengatakan hal
tersebut kepada diri Anda.


3 Langkah


Ada tiga langkah dalam proses the Law of Attraction ini. Ketiga
langkah tersebut mencakup keberanian meminta (ask),
Keyakinan akan
menerima (believe),
dan Kemampuan dan perasaan telah menerima
(receive).
Kalau dicermati prosesnya kembali, maka dikatakan, segala

sesuatu dimulai dari keinginan dan kemauan kita untuk meminta dan
mengharapkan hal yang positif terjadi dalam hidup kita.

Seperti dikatakan
Jack Canfield dalam bukunya The Aladdin
Factor, "Jika kamu tidak pernah meminta, maka kamu tidak akan pernah
menerimanya" . Setelah meminta, maka dibutuhkan keyakinan bahwa kita
bisa menerimanya.

Banyak orang meminta sesuatu, tetapi kemudian menjadi ragu-ragu
sehingga apa yang ada tidak betul-betul termanifestasikan. Tanpa
sadar terjadi energi 'penolakan' akibat keragu-raguannya.

Langkah terakhir adalah kemampuan kita untuk menerima atau, kalaupun
belum terasakan sekarang, tetapi merasa telah mulai dalam proses
menerima apa yang diharapkan. Masalahnya, banyak orang tidak sabar
dan berhenti saat apa yang diharapkan tidak langsung terjadi. Otak
membutuhkan penyesuaian dan alam semesta membutuhkan waktu
mewujudkannya, tetapi kita sendiri harus meyakininya.

Lagi pula, penting pula kita untuk mendoakan dan mengharapkan bantuan
tangan dan izin Tuhan sehingga apa yang kita pikirkan terwujud.
Sebab, bagaimanapun hukum ini kita imani berjalan sesuai dengan
kehendak-Nya. Karena itu, doa dan keyakinan atas berlakunya the law
of attraction ini tetaplah menjadi hal penting.

Akhirnya, the law of attraction ini mengingatkan kita satu hal
penting. Marilah kita selalu sadar dengan apa yang kita pikirkan. Hal
ini akan menjadi sebuah medan magnet yang luar biasa.


Bayangkan, melalui pikiran itulah kita sedang membuat lukisan
kehidupan kita sendiri. Kesimpulannya, kita, adalah apa yang kita
bayangkan setiap hari.


Sumber: Jadilah Magnet Atas Suksesmu oleh Anthony Dio Martin,

Director HR Excellency

Friday, September 21, 2007

Berfikirlah 1000 Kali Bila Hendak Membeli Mobil Dengan Cara Kredit


Kalau saya tidak salah kutip dari suatu tulisan di majalah bisnis terkemuka di tanah air, sekitar 75% masyarakat Indonesia membeli mobil dengan cara kredit. Baik melalui bank atau pun lembaga pembiayaan (leasing) lainnya.

Tentu saja ini merupakan pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi pihak pembiayaan/bank di satu sisi dan bagi konsumen/pembeli dengan membeli mobil (terutama mobil baru) dengan cara kredit mereka dengan hanya menyiapkan sekitar 10%-30% uang muka sudah dapat memiliki sebuah mobil. Tetapi sadarkah kita bahwa di balik mudahnya memiliki sebuah mobil dengan cara kredit tersebut, ternyata kita harus membayar cost yang teramat mahal. Saya akan beberkan di bawah ini perhitungan dan penjelasannya secara lengkap.


Pemahaman Konsumen yang Tidak Lengkap

Perhatikanlah, selama ini apabila kita ingin membeli mobil dengan cara kredit, pertimbangan dan persiapan utama kita adalah hanya pada kemampuan untuk membayar cicilan tiap bulannya. Padahal kita juga harus mempertimbangan banyak komponen biaya lainnya yang muncul dan harus kita bayar selama kepemilikan mobil tersebut dalam masa kredit, dan sayangnya ini lah yang paling banyak kita lupakan.


Baiklah sekarang saya akan bahas tentang bagaimana contoh simulasi sebuah konsumen yang membeli sebuah mobil dengan cara kredit di bawah ini yang kami ambil dari situs www.oto.co.id tanggal 18 September 2007:

Mobil : Toyota New Avanza 1500 cc

Harga Tunai : Rp. 131.300.000,-

Uang Muka : Rp. 32.825.000,- (25% dari harga tunai)

Asuransi : Rp. 10.635.300,- ( All risk 8,10%)

Cicilan : Rp. 3.787.500,-

Bunga : 12,82%% per tahun

Jangka waktu : 36 bulan

Administrasi : Rp. 475.000,-

Total Pembayaran Pertama : Rp. 47.772.800,-

Mari kita lihat proses pelunasan yang wajib dibayar oleh konsumen tersebut selama tiga tahun seperti yang kami tunjukkan pada tabel di file simulasi-mobil.pdf:

Hasil rekapitulasi:

Total Cicilan : Rp. 136.350.000

Total Biaya Bensin : Rp. 36.000.000

Total Biaya Pajak : Rp. 4.500.000

Total Biaya Pemeliharaan : Rp. 8.400.000

Total Seluruh Biaya Selama Masa Kredit 3 tahun : Rp. 227.360.300,-


Wow!, lihatlah bila masa kredit kita selesai maka kurang lebih total biaya yang harus kita keluarkan untuk mobil tersebut menjadi sangat besar…! Ingat lho uang segitu itu adalah uang hilang alias hangus. Perhatikan juga, biaya-biaya semacam pembelian bensin, pajak dan pemeliharaan kendaraan selama tiga tahun tersebut kebanyakan kurang menjadi perhatian kita ketika ingin kredit mobil. Padahal harus kita ingat juga bahwa mobil adalah benda yang akan mengalami penyusutan harga (deprisiasi) dari tahun ke tahun. Bila kita asumsikan penyusutan mobil tersebut kira-kira 8% (delapan persen) per tahun, maka setelah selesai masa kredit harga mobil baru kita tersebut akan menjadi:


Rp. 131.300.000 x 8% x 3 = Rp. 31.512.000. Berarti dalam waktu tiga tahun harga mobil kita menyusut sebesar angka tersebut. Sehingga mobil tersebut kini hanya bernilai Rp. 99.788.000. Coba bandingkan dengan total uang yang Anda bayarkan selama 3 tahun tersebut dengan kondisi nilai mobil kita kini! Sungguh sangat menyesakkan dada…


Bagaimana Kalau Diinvestasikan?

Sekarang misalnya dengan uang hangus sebesar Rp. 227.360.300 tersebut, bila kita tumbuhkembangkan misalnya ke salah satu instrumen investasi yang memiliki hasil returnflat), dan kita endapkan selama 15 tahun. Berapa uang yang akan kita miliki kelak? Perhatikan tabel di file yang telah Anda download tadi. (bagi/imbal hasil) sebesar 10% per tahun (


Wow, lihatlah uang yang Anda simpan selama 15 tahun sekarang sudah mencapai hampir 1 Miliar rupiah… Nah sekarang tinggal Anda pilih, mau tetap ngotot beli mobil baru dengan cara kredit tapi dengan konsekuensi “menghanguskan” uang sebanyak itu? Atau dengan cerdas, tetap mengeluarkan uang sebanyak itu tetapi bukan untuk membeli mobil, melainkan dikembangbiakka dalam bentuk investasi seperti perhitungan di atas.


Solusi dan Kesimpulan

Memang mungkin ada yang sinis terhadap hitung-hitungan saya di atas, misalnya: “… kok kita jadi pelit banget ya sama uang, bukannya itu berarti kita jadi budak uang…?” atau juga misalnya “… selama 3 tahun itu kan kita bisa lancar menjalani segala urusan misalnya bisnis dll, sehingga bisa dapat uang banyak, jadi gak seberapalah uang yang dikeluarkan selama tiga tahun tersebut…


Untuk komentar pertama bukannya kita pelit/jadi budak uang, tetapi bagaimana kita bisa bijaksana dalam memperlakukan uang tersebut. Apalagi di masa depan, kebutuhan akan uang tentu akan bertambah banyak misalnya pendidikan anak, dan pensiun. Untuk komentar kedua di satu sisi ada benarnya juga, tetapi tolong jujurlah dengan hati nurani kita, apa harus dengan membeli mobil baru dengan cara kredit untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan bisnis Anda?


Menurut hemat saya, bila kita ingin membeli mobil dengan cerdas dan bijak adalah dengan membeli mobil second (dalam kondisi sangat ok) dan dibeli tunai. Dua kunci utama yaitu mobil bekas dan tunai, itu prinsipnya. Karena mobil bekas yang masih dalam keadaan bagus tidak kalah nyamannya bila kita membeli baru dan juga dengan fasilitas yang prima. Karena perlu kita ingat setiap mobil baru yang kita beli seketika keluar dari dealer, maka otomatis harganya/nilainya langsung turun. Dan mengapa harus dibayar tunai, karena tentu kita harus menghindari beban biaya yang harus kita tanggung (semisal bunga) yang harus kita bayar selama jangka waktu kredit tersebut.

Semoga dapat membantu menambah wawasan kita semua.

ANTI NARKOBA


Konon, pikiran kita tidak bisa menerima kalimat kalimat negasi, atau kalimat yang mengandung kata jangan, tidak, dilarang, dsb
Contohnya jangan marah, tidak boleh menangis, dan dilarang merokok.

Kalau pikiran kita dirangsang oleh kalimat kalimat seperti itu, maka yang muncul di benak kita adalah apa yang ada dibalik kalimat negasi tersebut.

Saya berikan ilustrasi begini. Saya minta kepada Anda supaya "Jangan memikirkan Sharon Stone ya... jangan dipikirkan". Saya berani jamin bahwa dalam pikiran Anda justru wajahnya Sharon Stone. Atau Anda yang tidak kenal dengan Sharon Stone malah jadi bertanya - tanya sendiri "Sharon stone yang mana ya?". Iya kan..., begitulah pikiran kita bekerja.


Nah, sekarang Anda tahu kan mengapa pengguna Narkoba semakin banyak di Indonesia?. Persis!, karena yang dikampanyekan pemerintah adalah Gerakan ANTI NARKOBA. Artinya yang ada dibenak masyarakat termasuk Anda tetap saja Narkoba. Setidaknya pikiran kita penasaran dan mulai bertanya - tanya "apa sih Narkoba, kayak gimana ya?".


Demikian juga dengan larangan merokok, apalagi dikeluarkan oleh pemerintah daerah melalui PerDa nya. Seolah - olah ajakan merokok secara tidak langsung dikampanyekan melalui PerDa tersebut.

Saya sepakat dengan Bunda Theresa. Beliau tidak mau menghadiri kegiatan - kegiatan yang mengkampanyekan ANTI PERANG. Tapi kalau yang digelar adalah GERAKAN PRO PERDAMAIAN, nah beliau dengan antusias mau menghadirinya.


Rupanya pemerintah dan masyarakat kita perlu belajar dari sikap Bunda Theresa. Untuk mengurangi jumlah pengguna Narkoba atau Perokok, maka kampanyekanlah GERAKAN HIDUP SEHAT. Tidak perlu menyuarakan Anti Narkoba, atau menyosialisasikan PerDa Larangan Merokok.


Source : Muhammad Isman
www.mihammadisman.blogspot.com

Prosedur Sweping Windows Bajakan

Prosedur yang perlu diketahui jika terjadi sweeping mengenai Windows Bajakan


"Pihak POLRI TIDAK BERHAK Untuk mengambil komputer dari TKP kecuali TERBUKTI TERLIBAT dalam tindakan kriminal (praduga Tak bersalah) "
Misalnya dipergunakan untuk membuat CD/DVD bajakan itu sendiri, menjual software bajakan, mempubilkasikan secara umum (bersifat
komersial) seperti isilagu/ringtone MP3, toko menjual barang ilegal (hard ware curian), credit card fraud, dll.


Proses PEMBUKTIAN KETERLIBATAN seseorang dalam tindakan kriminal yang menggunakan komputer membutuhkan waktu yang lama, termasuk melakukan pengintaian.


Jadi, apabila ada POLISI yang berani masuk ke dalam warnet dan menyatakan harus menyita semua komputer yang ada berarti mereka adalah OKNUM yang tidak bertanggungjawab.
Semua ada proses/prosedurnya Mengenai pemakaian windows original, pernyataan di bawah ini diperoleh langsung dari pihak Microsoft Indonesia dan juga melalui perwakilannya, yaitu Magenta Sebagai tempat pendaftaran MSRA.

Pertama
Akan ada perwakilan dari pihak yang merasa berkepentingan (misalnya Microsoft) yang lebih dikenal dengan sebutan SURVEYOR datang melakukan SURVEY, BUKAN RAZIA/PENYITAAN! !!. Mereka wajib Menunjukkan surat perintah kerja (SPK) yang berisikan detail apa saja yang harus mereka kerjakan. User BERHAK melakukan konfirmasi dengan cara menelphone pihak microsoft Indonesia atau Magenta tentang keberadaan surveyor di lapangan tersebut.

Kedua,
Apabila surveyor mendapatkan penggunaan software bajakan, maka surveyor tersebut BERHAK meminta surat pernyataan dari user yang WAJIB diisi data sesuai dengan keadaan dilapangan oleh user.

Ketiga,
Pihak Microsoft/ MAgenta akan mengirim surat penawaran untuk menyelesaikan tindakan pelanggaran oleh user. Setelah user mengkonfirmasi tindakan yang telah diambil apakah memutuskan untuk menggunakan Windows original atau beralih ke solusi freeware seperti LINUX, pihak Microsoft/Magenta akan mengirimkan kembali seorang surveyor memastikan kebenaran di lapangan.

Keempat,
Apabila user tidak merespon penawaran dan atau setelah surveyor mendatangi kembali masih mendapatkan pelanggaran, maka pihak microsoft/Magenta akan mengirimkan surat peringatan.

Kelima,
Apabila user tidak merespone surat peringatan, maka pihak microsoft / magenta akan memeperkarakan secara hukum dan menyerahkannya ke pihak POLRI.
Selanjutnya seperti proses hukum yang berlaku, POLRI akan mengirimkan surat panggilan pertama, kedua, ketiga dan apabila tidak direspon baru akan dilakukan penyitaan dan penyegelan tempat usaha.

Catatan
Diluar proses/prosedur di atas, User BERHAK mempertahankan kepemilikannya atas harta benda yang dibeli secara legal dan sebagai pembeli dapat memposisikan dirinya sebagai KORBAN. Tidak bisa suatu merek meperkarakan merek lain, misalnya microsoft memeperkarakan Biling Explorer bajakan.

Hal tersebut merupakan etika merek dagang terdaftar (registered trade mark) internasional.
Informasi ini dapat diperoleh melalui website Microsoft atau apabila kita mencoba mengaktifasi/ update windows bajakan.

Thursday, September 20, 2007

Money . How Much I Love You


Begitu membaca ataupun mendengar ungkapan di atas, kebanyakan orang-orang yang saya temui sepertinya secara spontan akan berkata...

Beuh...salah makan ya'?
Najiezz Lo'...
De' Pendi ?, plzzz dong ahh...
Maksud Loch...
Jah..Lo laghi..Lo laghi...
Ach aya - aya wae yeuh ...

Dan beragam statement lain yang bernada kurang lebih sama...
He3x...saya si' cuma bisa balikin, "Gitu aja Ko' Repot !",...atau dengan sedikit gusar, "yaaa iyaa lah.., wong nyatanya banyak hal kan yang bisa kita lakukan dengan uang...” ya ga boss ??!
Uhmm..contohnya ??, contohnya banyak ! dari hal yang terkecil sampai yang terbesar ada, dari bisa numpang buang air kecil di WC umum sampai Bangun Yayasan sosial semuanya ada andil uang didalamnya...


"Agama" yang kita anut pun dari berbagai syariat yang ada, mengisyaratkan kalau Kaya dengan banyak uang itu adalah keharusan...!

Pergi Haji, Umroh, Sedekah, Infaq, Zakat, Menyantuni Fakir Miskin, Membangun rumah-rumah ibadah dsbnya jelas menunjukan kalau kita memang perlu dan harus kaya, memiliki harta berlebih agar bisa secara leluasa melaksanakan anjuran dan perintahnya diatas.
He3x..rasionalisasi kau!, dasar ga tau rasa syukur!, Ridho saja laah!, dsbnya mungkin adalah ungkapan-ungkapan yang selanjutnya akan keluar setelah mengikuti ilustrasi tadi.

baiklah saudaraku, kalau gitu mari kita berdiskusi…

Dalam pandangan penulis, syukur tidak lain merupakan tindakan yang seharusnya kita lakukan terkait hasil yang kita peroleh dari suatu usaha, memuaskan atau tidak anda tetap harus mensyukurinya, karena nilai ibadah anda terletak dalam proses usaha yang anda lakukan, dan bukan sebaliknya yaitu hasil.

Dengan demikian, adalah sama sekali tidak mendasar jika menghubungkan antara kecenderungan seseorang untuk mencari nilai lebih dalam hidup ini dengan ungkapan “tidak bersyukur!”.

Sebaiknya anda ingat kembali hadits Rasullullah SAW yang mendesak kita untuk terus dapat memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup agar menjadi lebih baik dari hari kemarin jika tidak ingin termasuk dalam golongan yang orang-orang yang merugi…

Bersyukur haruslah dipahami secara bijak, jangan menggunakan kata “Syukur” untuk menyembunyikan kelemahan anda, atau keengganan untuk keluar dari zona nyaman yang selama ini anda diami. Inilah yang menyebabkan saya justru melihatnya sebagai bentuk keangkuhan individualistis. Kalau memang anda sudah merasa cukup apakah anda juga sudah memiliki kelebihan yang dengannya anda bisa berbagai dengan orang banyak, yang diantaranya adalah orang-orang yang anda cintai ?!.


Saudaraku! Dengarkanlah! Jika anda punya cinta, anda pasti punya impian !, lantas apa impian anda untuk orang-orang yang dicintai??. Jangan berlindung di balik kata-kata syukur untuk menutupi ketidak berdayaan anda! Karena itu jelas akan merugikan dan menutup peluang anda untuk berubah dan berkembang!


Saudaraku!, anda harus berubah, sekali lagi harus berubah, menjadi lebih baik dari hari kemarin karena itulah bentuk rasa syukur yang sebenarnya, perbanyaklah usaha yang dari sana rizki anda mengalir dan melimpah agar anda bisa “berlebih”. Uang memang bukanlah tujuan!, namun jelas ia adalah sahabat tercinta yang senantiasa menemani kita menuju cita-cita dan impian.


Please , dong ach . . . . . .



GO FREEDOM !!
Kalibata, 3 September 2007
ANDRI YARUSMANStudent Of STEI IBI

. . . . Ini Baru Medan !


Medan merupakan kota ketiga terbesar setelah Jakarta dan Surabaya dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Kota ini berbenah disana-sini, mal-mal modern sudah berdiri, seperti Sun Plaza di daerah Kampung Keling, Paladium, Medan Fair serta ITC-ITC seperti yang terdapat di Jakarta mulai dibangun.

Bahkah hypermart-hypermart seperti Carrefour, Hypermart sudah mulai menancapkan kukunya di Medan. Dan juga PT. Shell Indonesia sudah mulai menjajaki kemungkinan membangun stasiun pengisian bahan bakar umum(atau istilah orang Medan, galon minyak ) di Medan.

Kenapa mereka berani untuk berinvest di Medan? Salah satu indikasinya adalah pertumbuhan kendaraan tiap tahun di Medan sebesar 15 persen. Dengan tingkat pertumbuhan seperti di atas, tidak heran di ruas-ruas jalan tertentu di kota Medan sudah mulai mengalami kemacetan, walaupun tidak separah Jakarta (yang bisa-bisa karna saking macetnya, umur-pun habis di jalanan).


Lalu bagaimana-kah perilaku para pengendara motor atau mobil di Medan? Jika ada skala pengukuran dari 1 sampai 10 dimana 1 adalah sangat baik, maka bisa dibilang perilaku umum pengendara motor atau mobil di Medan terletak di skala 10 (hmmm...orang Medan jangan protes).

Kenapa bisa begitu?
Coba-lah iseng-iseng jalan-jalan muter-muter keliling Medan, apa yang akan terlihat, terutama di perempatan lampu merah (traffic light).

Bisa diartikan di Medan ini, lampu hijau adalah hati-hati sedang lampu merah jalan terus..haha..tidak salah tuh...kayaknya sih ga..karna walaupun lampu di depan anda hijau, bukan berarti anda bisa melenggang kangkung..tapi waspada-lah..waspadalah (kayak bung napi..). Bisa-bisa dari arah dimana traffic lightnya sedang menyala merah, sepeda motor (di Medan kalau menyebutkan sepeda motor adalah kereta), becak mesin (becak yang menggunakan mesin/motor) atau mobil angkot bisa tiba-tiba menyelonong. Dan lebih parah adalah, anda bisa-bisa dibentak (walaupun anda diposisi yang benar).


Kalau itu sepeda motor atau mobil angkot mungkin kita bisa maklum, tapi sering-sering juga mobil yang harganya ratusan juta itu juga nyelonong. Jadi mobil boleh harga ratusan juta, tapi kelakuan supir bajaj (padahal Bajuri aja ga kayak begitu kelakuannya).
Atau anda patuh dan berhenti pada saat lampu di depan anda menyala merah..tapi jangan kaget kalo dari belakang anda mendengar...tet..tet..tet..suara klakson yang menyuruh anda untuk terus jalan. Kalaupun anda patuh, siap-siap aja menerima sumpah serapah...Woiiiii...bodoh kali kau!!! hehehe

Soal penggunaan klakson juga kayaknya di Medan ini tidak ada aturannya..Mau pagi, mau malam bahkan tengah malam, klakson masih sering terdengar. Mungkin jempolnya sakit atau gatal kalau tidak membunyikan klakson. Dan harap diingat, itu bukan hanya dilakukan oleh supir-supir angkot atau pengendara sepeda motor, tapi mobil-mobil yang hargaya muahaalll itupun sami mawon.
Sekarang ini, lampu merah di persimpangan jalan, sudah ditambah dengan timer, supaya pengendara tau, bahwa sekian detik lagi lampu hijaunya akan berganti menjadi merah, atau sebaliknya sekian detik lagi lampu merahnya akan menjadi hijau. Sehingga diharapkan pengedara berhati-hati atau tidak usah membunyikan klaksonnya pada saat lampu menyala hijau. Kenyataannya...sami mawon...Sekian detik lagi nih lampu merah mau nyala..teeeeeeetttttt...itu klakson sudah bunyi...Masyaallah...


Saya pernah mau usulkan sama pihak Pemko Medan, supaya lampu merah di Medan ini, dihapus aja..karna buang-buang uang..biarkan aja pengendara itu mengatur sendiri. Siapa yang punya nyali lebih besar, dialah yang bisa jalan...Tapi yang anehnya, kalau lampu merah di perempatan tersebut sedang mati, sangat jarang terjadi tabrakan..
Oya, mengenai lampu merah yang ada timernya di atas...kalau pas di lampu merah, jadi serasa ikut balapan mobil atau motor...


Apakah yang menjadikan pengendara kendaraan motor di Medan tidak sabar dan tidak disiplin ini? Apakah ada hubungannya dengan jenis makanan yang dimakan? dimana jika saya perhatikan jenis makanan di Medan ini pada umumnya bersantan, daging, dan sangat kurang mengkonsumsi sayuran. Atau memang dari sononya begitu?
Apakah tidak bisa dirubah?

Ayo dong warga Medan, masak sih tidak bisa disiplin?
Banyak yang bilang, kalau mau lihat seperti apakah sifat warga suatu kota, lihatlah kelakuan mereka di jalan raya.
Ayo Bung..mari kita ganti slogan "Ini Medan Bung" menjadi
"Ini baru Medan"
Cemana..bisa kan???



Sakit Hati


Tetanggaku meraba-raba mobil kesayangannya yang kinclong karena telah digores dengan batu oleh salah seorang anak TK kawan sepermainan anaknya. Dia menyesalkan kejadian ini karena sempat terlepas perhatiannya dari mobil kesayangannya itu.


Kekesalan dia terhadap perilaku orang lain terhadap mobilnya ini bukan merupakan kali pertama, karena sebelumnya ada juga orang yang mencuri tape recordernya. Aku hanya bisa mendengar cerita-ceritanya tentang mobil kesayangannya itu.



Saking cintanya terhadap mobil barunya itu, memandikannya sampai dua kali, bahkan tak ada waktu senggang lagi lantaran waktunya dihabiskan untuk apa yang dicintainya itu. Kekecewaannya baru sedikit berkurang bila kekesalannya dilimpahkan kepadaku melalui cerita-cerita yang kutulis ini.


Kusampaikan kepadanya bahwa memang sangat sulit bila hati sudah dipenuhi kecintaan akan materi, sehingga tidak ada tempat lagi untuk Yang Memberi Rezeki.

Dzat Pemberi rezeki terkadang memberikan ujian terhadap hambanya itu, melalui cobaan-cobaan kecil agar kita tersadar akan kekeliruan kita. Kita sebagai manusia kadang-kadang lalai untuk mengosongkan dan melapangkan hati ini dari keterikatan-keterikatan materi, mengisi kekosongan hati dengan Cahaya Nya, karena hati yang bersih dan lapang mudah menerima Petunjuk-Petunjuk Nya, yang direntaskan ke dalam qolbu (hati) melalui ilham kebaikan. Semoga Allah selalu memberkahi dan memberi petunjuk kepada kita,… Amin.




Salam,
Ferry D.
Http://ferrydjajaprana.multiply.com